Pemkab Kotim Ajak Masyarakat Perkuat Jiwa Kebangsaan
TINTABORNEO.COM, Sampit – Di tengah derasnya arus informasi dan perbedaan pandangan yang mudah memicu gesekan sosial, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya memperkuat jiwa kebangsaan dan menjaga harmoni dalam keberagaman.
Pesan itu disampaikan Rafiq Riswandi, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, saat membuka Sosialisasi Pembauran Kebangsaan, Selasa (11/11/2025), mewakili Bupati Kotim. Ia menegaskan, pembauran kebangsaan bukan sekadar jargon, tapi komitmen nyata untuk menjaga persatuan bangsa di tengah perbedaan suku, ras, dan budaya.
“Indonesia berdiri karena perbedaan yang kita kelola dengan bijak. Jangan mudah terprovokasi oleh isu yang memecah belah. Mari trus pelihara semangat toleransi dan kebersamaan,” ujarnya.
Menurut Rafiq, jiwa bangsa yang kuat tumbuh dari karakter dam nilai budaya yang berakar pada Pancasila. Nilai itulah yang menjadi dasar untuk menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera tanpa menghapus identitas masing-masing kelompok
“Menjaga harmoni dalam keberagaman berarti menastikan kita bisa hidup berdampingan dengan rukun meski berbeda latar belakang. Ini adalah kekuatan besar yang harus dijaga, tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya menyelesaikan persoalan sosial secara damai. “Kalau ada masalah, selesaikan lewat musyawarah. Jangan mudah emosional atau main hakim sendiri. Hukum dan kebersamaan adalah pondasi kita,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Kesbangpol Kotim, Naning Sugiharti, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar sosialisasi, tetapi bagian dari upaya membangun kesadarn kolektif masyarakat agar tetap solid menghadapi potensi perpecahan.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa menjaga keutuhan bangsa itu bukan tugas pemerintah semata, tapi tangung jawab kita bersama,” kata Naning.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kepala Badan Kesbangpol Kotim, Kepala Kantor Kementerian Agama Kotim, serta tokoh masyarakat Dr. Ali Kesuma, yang menyoroti pentingnya memperkuat rasa kemanusiaan dan solidaritas di era modern.
Sebanyak 50 peserta hadir, terdiri dari pengurus dan anggota Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Dewan Adat Dayak (DAD), serta tokoh masyarakat dari beberapa kecamatan di Sampit.
Menurut Naning, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk menegaskan kembali nilai-nilai toleransi di tengah isu-isu yang kerap menguji persatuan bangsa.
“Kita semua punya tanggung jawab moral menjaga agar perbedaan tidak menjadi sumber perpecahan, tapi menjadi kekuatan bangsa,” demikian Naning. (dk)