Dukung Swasembada Pangan, Pemerintah Siapkan Lahan untuk Pabrik dan Gudang Beras Modern

<p>Bulog bersama DPKP Kotim dan Komisi II DPRD saat meninjau salah satu lahan yang diusulkan, di Desa Lampuyang, belum lama tadi. </p>
Bulog bersama DPKP Kotim dan Komisi II DPRD saat meninjau salah satu lahan yang diusulkan, di Desa Lampuyang, belum lama tadi.
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai mempercepat penyiapan lahan untuk mendukung usulan pembangunan gudang dan pabrik beras modern oleh Perum Bulog. Langkah ini jadi syarat utama sebelum pemerintah pusat menentukan daerah penerima proyek nasional tersebut.

Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menjelaskan bahwa pusat menargetkan pembangunan 100 gudang dan infrastruktur pascapanen (IPP) pada 2026 sebagai bagian dari program swasembada pangan. Kotim masuk dalam daftar daerah yang siap mengajukan proposal.

“Daerah wajib menyiapkan lahannya. Kalau dinyatakan lolos, Kotim bisa punya fasilitas pengeringan dan penggilingan modern yang selama ini dibutuhkan petani,” kata Fuad, Selasa (18/11/2025).

Bulog bersama Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Kotim dan Komisi II DPRD sudah meninjau salah satu lahan yang diusulkan, yakni di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, seluas 2,6 hektare. Lahan tersebut merupakan milik Kepala Desa Regei Lestari yang bersedia menghibahkan tanah jika proyek ini disetujui pemerintah pusat.

Tim teknis juga tengah memastikan kesiapan lokasi sesuai kebutuhan feasibility study, termasuk akses jalan dan kemungkinan perluasan.

Fuad memaparkan bahwa kebutuhan fasilitas modern makin mendesak karena produksi padi meningkat pesat, sementara kapasitas pengolahan petani masih sangat terbatas. Luas sawah Lampuyang 5.000 hektare, potensi tambahan optimasi lahan 2026, 4.000 hektare, produksi gabah Lampuyang 36.000 ton, tambahan pasokan dari Seruyan kurang lebih 20.000 ton. 

Total pasokan gabah bisa menembus 56.000 ton, sedangkan penggilingan milik petani saat ini hanya mampu menangani ratusan ton.

Akibatnya, setiap panen raya, banyak gabah dikeringkan manual sehingga kualitas beras turun karena tidak merata dan banyak yang patah.

Untuk mempercepat hilirisasi hasil panen, Bulog mengusulkan pembangunan 2 unit gudang berkapasitas 3.500 ton, fasilitas penggilingan lengkap berupa dryer, mesin poles, color sorter, dan perangkat pendukung lain.

Jika disetujui, Kotim berpeluang memproduksi beras premium dan memperkuat posisi sebagai salah satu daerah penyumbang beras berkualitas di Kalteng. Bulog juga menargetkan serapan gabah dari Lampuyang sampai Kuala Pembuang meningkat karena berada dalam satu jalur produksi.

Fuad menegaskan bahwa keberadaan pabrik di Kotim akan memberi nilai tambah bagi petani. Dengan proses pengeringan dan penggilingan dilakukan di daerah sendiri, petani tidak lagi bergantung pada tengkulak yang kerap membeli gabah dengan harga rendah saat panen besar.

“Bulog menargetkan mulai membangun pada 2026 dan operasional awal 2027 dengan struktur Sentra Penggilingan Padi Modern (SPPM),” ujarnya.

Saat ini pemerintah daerah bersama Bulog masih menyelesaikan legalitas hibah lahan untuk memastikan Kotim benar-benar siap ketika program nasional ini mulai digulirkan. (dk)