BKSDA Ingatkan Warga Waspadai Satwa Liar Saat Banjir Rob
TINTABORNEO.COM, Sampit – Naiknya air laut yang menyebabkan banjir rob dalam beberapa hari terakhir mulai meresahkan warga di sejumlah wilayah pesisir dan bantaran sungai di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Selain menggenangi permukiman, kondisi ini juga memicu meningkatnya potensi kemunculan satwa liar yang keluar dari habitatnya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap ancaman buaya dan ular yang kerap muncul saat air pasang tinggi. Air yang meluap hingga ke sekitar rumah warga membuat hewan predator tersebut lebih mudah berpindah ke kawasan penduduk dalam upaya mencari makan.
“Saat banjir rob dan air pasang mencapai puncak, potensi serangan buaya meningkat. Karena saat itu air menggenangi permukiman dan buaya bisa naik hingga ke sekitar rumah warga,” jelas Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, Kamis (13/11/2025).
Ia menuturkan, satwa yang paling sering menjadi sasaran buaya saat kondisi tersebut adalah ternak warga seperti ayam, itik, dan kambing. Situasi itu terjadi karena hewan peliharaan biasanya berada di halaman atau kandang terbuka yang mudah dijangkau predator.
“Biasanya, yang diserang adalah ternak yang berada di sekitar rumah warga,” ujarnya.
Selain buaya, BKSDA juga mencatat meningkatnya kemungkinan kemunculan ular sanca saat banjir rob. Satwa melata ini kerap keluar dari sarangnya karena habitatnya terendam air, sehingga berpindah ke tempat yang lebih kering termasuk ke sekitar rumah penduduk.
“Ular sanca juga bisa muncul saat banjir rob. Satwa ini berpotensi menyerang, terutama hewan ternak yang menjadi mangsanya,” tambah Muriansyah.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan. Aktivitas di tepi sungai, terutama pada malam hari, sebaiknya dihindari. Warga juga diminta menempatkan ternak di area yang lebih aman dan berpagar untuk mencegah konflik dengan satwa liar.
“Tetap berhati-hati, terutama malam hari. Pada waktu itu, satwa liar aktif mencari makan, sementara jarak pandang kita terbatas,” pesannya.
Muriansyah juga menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak dengan habitat satwa liar. Ia mengingatkan agar warga tidak memberi makan buaya atau satwa lain, karena hal itu dapat memancing mereka lebih sering mendekati permukiman. (ri)