Antrean Panjang di SPBU Jalan Sudirman Jadi Sorotan, Lurah Turun Tangan!

TINTABORNEO.COM, Sampit – Fenomena antrean panjang kendaraan untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di kawasan Telkom, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan MB Ketapang, kembali menjadi sorotan. Kondisi tersebut kerap menimbulkan kemacetan dan keluhan pengguna jalan.
Lurah Mentawa Baru Hilir, Rita Purwanto, mengakui antrean kendaraan di lokasi tersebut memang sering terjadi, terutama saat lonjakan permintaan BBM.
“Memang di lokasi itu banyak kendaraan yang antre untuk mengisi BBM. Kami tidak memungkiri kalau area itu sering padat karena aktivitas kendaraan cukup tinggi,” ujar Rita, Kamis (16/10/2025).
Ia menjelaskan, pihak kelurahan telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menata area sekitar agar antrean tidak mengganggu arus lalu lintas. Salah satu langkah yang dilakukan yakni memanfaatkan lahan kosong di sekitar SPBU sebagai tempat parkir sementara.
“Kemarin sudah saya arahkan agar lahan di samping pom, baik sisi kiri maupun kanan, dijadikan tempat parkir. Sekarang lahan itu sudah digunakan,” jelasnya.
Meski demikian, Rita mengakui bahwa kapasitas parkir tambahan tersebut belum sepenuhnya mampu menampung banyaknya kendaraan yang datang secara bersamaan.
“Beberapa hari lalu ada pihak dari truk yang menemui kami dan menyampaikan rencana untuk menguruk lahan tambahan di samping SPBU agar bisa digunakan sebagai tempat parkir mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan, kendaraan yang parkir di pinggir jalan umumnya mobil pribadi, bukan truk besar. Untuk kendaraan besar, pengelola telah menyediakan area parkir tersendiri.
“Kalau untuk truk, posisinya sudah rapi dan punya lahan sendiri. Yang di pinggir jalan itu kebanyakan mobil pribadi,” katanya.
Menurut Rita, persoalan antrean dan parkir di SPBU tidak hanya terjadi di kawasan Jalan Sudirman, tetapi juga di beberapa titik lain di Kota Sampit dan wilayah kecamatan.
“Kondisi seperti ini tidak hanya di kota, tapi juga di beberapa kecamatan lainnya. Jadi memang fenomenanya hampir merata,” tuturnya.
Ia berharap ke depan Dinas Perhubungan dan pihak pengelola SPBU dapat berkoordinasi lebih intens untuk mencari solusi jangka panjang agar antrean kendaraan tidak menghambat kelancaran lalu lintas di jalan utama.
“Kami dari pihak kelurahan hanya bersifat mendukung dan memantau. Dinas teknis yang lebih berwenang tentu bisa menindaklanjuti agar penataan lebih maksimal,” pungkasnya. (ri)