Piala Kemerdekaan Siap Digelar di Lapangan Gelora Telaga Baru, 29 Tim Berebut Gelar Juara

|
Oleh Salim
<p>Panitia Piala Kemerdekaan tahun 2025 saat menggelar Teknikal meeting dengan para delegasi club yang mendaftarkan pada Rabu (13/8/2025) sore. (Foto: Agus)</p>

Panitia Piala Kemerdekaan tahun 2025 saat menggelar Teknikal meeting dengan para delegasi club yang mendaftarkan pada Rabu (13/8/2025) sore. (Foto: Agus)


TINTABORNEO.COM, Sampit – Suasana Lapangan Gelora Remaja di Desa Telaga Baru, Kecamatan MB Ketapang, akan kembali bergemuruh. Turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan 2025 resmi siap digelar, diikuti 29 tim dari berbagai wilayah, memperebutkan gelar juara dengan sistem gugur.

Teknikal meeting telah dilaksanakan pada Rabu, 13 Agustus 2025, dihadiri perwakilan seluruh tim peserta. Panitia memastikan bahwa seluruh persiapan pertandingan akan dilakukan semaksimal mungkin, termasuk mempertimbangkan kondisi lapangan.

Juru Bicara Panitia, H. Syarif, menyampaikan bahwa pembukaan turnamen akan berlangsung pada Senin, 18 Agustus 2025, diawali dengan satu laga pembuka dan partai eksibisi untuk memeriahkan suasana.

“Mudah-mudahan cuaca mendukung terus, karena kondisi lapangan Gelora kalau musim seperti ini bisa becek. Kami menunda sedikit jadwal sambil menunggu lapangan siap, supaya tidak ada lagi pertandingan yang tertunda,” ujar Syarif Syachwani yang juga merupakan legend Sepakbola Sampit ini. Rabu (13/8/2025).

Panitia telah menetapkan sejumlah aturan untuk memastikan pertandingan berjalan tertib, adil, dan menjunjung sportivitas. Sistem yang digunakan adalah sistem gugur, dengan 32 slot (3 di antaranya bye). Waktu pertandingan pada babak awal adalah 2×30 menit, sementara babak final akan menggunakan durasi 2×35 menit. 

“Jika skor imbang, pertandingan langsung dilanjutkan ke adu penalti. Apabila setelah 11 penendang skor masih sama, akan dilakukan metode tos koin,” bebernya.

Setiap tim boleh mendaftarkan maksimal 20 pemain dan 5 ofisial (1 manajer, 1 pelatih, 2 ofisial, dan 1 medis). Semua pemain cadangan wajib menggunakan rompi, dan pergantian pemain diperbolehkan hingga 9 orang termasuk kiper.

Panitia juga menegaskan kewajiban penggunaan pelindung tulang kering, seragam yang seragam, larangan sepatu dengan pul besi, serta larangan penggunaan perhiasan berbahan logam. 

“Kami ingin turnamen ini bukan hanya meriah, tapi juga aman dan tertib. Semua tim harus memahami aturan ini demi kelancaran bersama,” tegas Syarif.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk denda bagi tim yang menerima kartu kuning itu sebesar Rp. 100 ribu dan untuk kartu merah Rp. 200 ribu. 

“Akumulasi kartu berlaku sampai final. Pemain yang dapat 2 kartu kuning disanksi tidak boleh bermain 1 kali pertandingan sedangkan pemain yang dapat kartu merah langsung di sanksi tidak beh bermain 2 kali pertandingan,” jelasnya. 

Setiap tim wajib menyetor uang jaminan sebesar Rp400.000, yang akan dikembalikan penuh jika tidak ada pelanggaran atau denda. Bagi tim yang melakukan protes resmi, panitia menetapkan biaya Rp2 juta yang diajukan maksimal 1×24 jam setelah pertandingan.

Tim yang melakukan keributan akan langsung didiskualifikasi dan tidak diperbolehkan mengikuti turnamen berikutnya. Jika terjadi insiden di luar lapangan, kasus akan diserahkan kepada pihak berwenang.

H. Syarif mengajak seluruh peserta dan penonton untuk menjaga sportivitas dan menjauhkan diri dari tindakan anarkis.

“Turnamen ini kita adakan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan RI. Mari kita junjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, dan silaturahmi. Jarang kita berkumpul seperti ini, jadi manfaatkan untuk mempererat hubungan, bukan membuat keributan,” ucapnya.

Pertandingan Piala Kemerdekaan 2025 ini diharapkan menjadi ajang unjuk bakat para pemain lokal sekaligus hiburan rakyat yang sehat dan berkualitas. Panitia optimistis semangat kompetisi yang positif akan menyala di setiap laga. (li)