Meski Diguyur Hujan, Pemkab Kotim Tetap Siaga Antisipasi Karhutla

|
<p>Apel Siaga dan Gladi Kesiapsiagaan Karhutla di Kantor BPBD Kotim, pada Senin (4/8/2025). (Foto: Apri)</p>

Apel Siaga dan Gladi Kesiapsiagaan Karhutla di Kantor BPBD Kotim, pada Senin (4/8/2025). (Foto: Apri)


TINTABORNEO.COM, Sampit – Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Irawati, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal ini disampaikannya saat menghadiri Apel Siaga dan Gladi Kesiapsiagaan Karhutla di Kantor BPBD Kotim, Senin (4/8/2025).

“Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh unsur Forkopimda dan peserta apel siaga. Semoga kegiatan ini semakin memperkuat koordinasi dan sinergi lintas sektoral dalam penanggulangan karhutla di Kotawaringin Timur, serta menjadi aksi nyata dalam upaya mengurangi risiko bencana,” kata Irawati.

Ia mengingatkan bahwa karhutla memiliki dampak serius, mulai dari kerusakan ekologis, hilangnya keanekaragaman hayati, gangguan kesehatan, hingga hambatan terhadap aktivitas transportasi.

“Kita sudah merasakan dampak berat pada tahun 2015, 2019, dan 2023. Bencana tersebut menimbulkan kerugian besar, merusak lahan produktif dan gambut, memicu peningkatan kasus ISPA, serta mengganggu kehidupan masyarakat,” jelasnya.

Irawati menyebutkan, berdasarkan data BMKG hingga 31 Juli 2025, terdapat 130 titik panas (hotspot) dan sekitar 19,63 hektare lahan yang terbakar di wilayah Kotim. Ia menekankan bahwa kondisi ini perlu diwaspadai, terutama karena musim kemarau sedang berlangsung.

“Ancaman ini nyata. Banyak lahan yang mengering dan sumber air mulai terbatas. Maka, semua pihak harus bekerja sama, dari pemerintah hingga masyarakat, untuk mencegah dan menangani karhutla secara terpadu,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, menjelaskan bahwa apel siaga seharusnya disertai simulasi, namun ditunda karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

“Hari ini hujan turun sejak pagi, padahal menurut BMKG seharusnya masih kondisi kering. Karena itu simulasi ditunda. Nanti akan kami jadwalkan ulang dengan teknis yang lebih matang, dan melibatkan lebih banyak relawan,” terangnya.

Multazam juga mengungkapkan bahwa pihaknya baru saja berhasil memadamkan karhutla di Jalan Yudi Kudung, Kota Sampit. Lokasi tersebut cukup sulit ditangani karena berada di kawasan gambut dengan akses air yang terbatas.

“Tanah gambut di sana sangat tebal. Saat pemadaman, kami bahkan tidak bisa menembus lapisan bawah karena permukaan saja sudah setengah meter tebalnya. Jarak sumber air pun lebih dari 200 meter,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kebakaran terakhir di lokasi tersebut terjadi pada malam hari, tepat sebelum hujan turun. Berkat hujan, api berhasil dipadamkan sepenuhnya.

Dengan status siaga yang telah ditetapkan, pemerintah daerah berharap seluruh pihak terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman karhutla selama musim kemarau berlangsung. (ri)