Kasus Arisan Bodong Miliaran Rupiah Naik ke Tahap Penyidikan, Bakal Ada Tersangka!

Mapolres Kotim (Foto: Agus)
TINTABORNEO.COM, Sampit – Kasus arisan bodong yang menyeret seorang wanita berinisial T, sempat menghebohkan warga Kota Sampit, kini resmi naik ke tahap penyidikan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kasat Reskrim Polres Kotawaringin Timur (Kotim), AKP Iyudi Hartanto.
“Sudah naik ke tahap penyidikan. Kalau sudah di tahap ini, pasti akan ada tersangka,” ujar Iyudi kepada wartawan ini. Selasa (22/7/2025).
Meski belum merinci jumlah pasti saksi maupun pelapor, pihak kepolisian memastikan telah memeriksa puluhan orang saksi dan menerima laporan dari banyak korban. Kasus ini pun semakin terang benderang seiring berkembangnya alat bukti dan keterangan yang dikumpulkan penyidik.
“Saksinya ada puluhan orang, dan pelapornya juga banyak,” tambahnya.
Kasus arisan bodong ini mulai mencuat ke publik sejak Oktober 2024 lalu, ketika puluhan peserta arisan melapor ke Polsek Baamang dan melakukan mediasi . Mereka mengaku tidak lagi menerima dana arisan yang seharusnya cair sesuai giliran. Pelaku T yang kala itu menjabat sebagai bandar arisan, diduga membawa kabur dana milik peserta, dengan total kerugian sementara yang mencapai lebih dari Rp2 miliar.
Ironisnya, sebagian besar korban adalah kerabat dekat, teman lama, dan kenalan pelaku sendiri. Para korban tergiur ikut karena merasa percaya, ditambah skema arisan yang dijanjikan menjanjikan keuntungan cepat.
Pada awalnya, Polsek Baamang sempat memfasilitasi mediasi antara T dan para korban. Dalam pertemuan tersebut, pelaku berjanji mengembalikan seluruh dana secara bertahap dalam waktu satu tahun. Namun janji tinggal janji. Dalam pertemuan lanjutan yang digelar malam hari di rumah pelaku pada Oktober 2024 lalu, tidak ada titik terang.
Belakangan, beredar informasi bahwa wanita berinisial T telah meninggalkan Sampit dan berada di luar kota. Salah satu rumor menyebutkan bahwa ia kini berdagang seblak di wilayah lain, namun hingga kini keberadaannya masih tanda tanya.
Jumlah korban pun terus bertambah. Hingga saat ini, sedikitnya 67 orang korban. Diperkirakan nilai kerugian masih bisa meningkat karena ada kemungkinan korban lain belum melapor. (li)