Tower Baru Jadi Harapan, Krisis Listrik Pulau Hanaut Diharapkan Berakhir 2026

<p>Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPRD Kotim bersama pihak PLN, Perusahaan, dan pihak Kecamatan terkait pemerataan listrik di wilayah selatan. (Foto: Apri) </p>
Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPRD Kotim bersama pihak PLN, Perusahaan, dan pihak Kecamatan terkait pemerataan listrik di wilayah selatan. (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Krisis kelistrikan yang melanda Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), diharapkan dapat teratasi pada 2026 setelah adanya rencana pembangunan tower baru oleh PLN untuk memperkuat jaringan. Selama ini, masyarakat setempat menghadapi pemadaman berhari-hari hingga hitungan minggu, serta voltase listrik yang kerap turun drastis sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Camat Pulau Hanaut, Fahrujiansyah, mengatakan perbaikan jaringan listrik menjadi keluhan utama masyarakat dalam setiap kesempatan dialog. Ia menyebutkan PLN telah menyampaikan target penyelesaian penguatan jaringan paling lambat pertengahan 2026.

“Informasi dari PLN, paling lambat pertengahan 2026 bisa selesai. Jika pembangunan tower mulai dikerjakan, paling lama tiga bulan sudah selesai. Ini informasi yang menggembirakan dan akan saya sampaikan kepada masyarakat,” ujarnya, Rabu (10/12/2025).

Menurutnya, medan berat berupa hutan lebat dari Kecamatan Seranau menuju Pulau Hanaut menjadi tantangan besar dalam proses penanganan kerusakan jaringan. Dalam kondisi tertentu, pemadaman bahkan bisa berlangsung hingga 21 hari.

“Kalau sudah mati listrik, bisa sampai 21 hari. Pihak PLN kesulitan menemukan jaringan yang putus, apalagi jika angin kencang dan pohon tumbang,” katanya.

Selain pemadaman panjang, voltase di wilayah tersebut juga sering drop hingga hanya 160–165 volt, jauh dari standar 220 volt. Kondisi ini menyebabkan peralatan elektronik warga tidak dapat digunakan dengan baik.

“Di kantor saya, AC hidup tapi tidak dingin. Kulkas pun kadang tidak berfungsi. Masa mencari es batu saja harus beli ke seberang?” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa jaringan lama dari Seranau terlalu jauh dan tidak didukung kapasitas trafo yang memadai. Karena itu, pembangunan tower baru yang menghubungkan Bagendang, Pulau Lepeh, dan Desa Hanaut menjadi solusi utama. Jika rampung, aliran listrik akan masuk langsung dari Bagendang sehingga tidak lagi mengandalkan jaringan lama.

“Nanti jaringan dari Seranau diputus sehingga aliran listrik otomatis dari Bagendang. Insyaallah nanti normal. Ke depan, kabel juga akan menyeberang hingga Desa Hantipan, Mendawai, sampai Katingan,” jelasnya.

Selain upaya peningkatan kualitas jaringan, pemerintah kecamatan juga terus mengusulkan pemasangan listrik di desa-desa yang belum menikmati penerangan, seperti Dusun Andi Londo, Dusun Gerombol, Desa Bantian, dan Handil Mawar.

“Pulau Hanaut sudah terisolasi secara infrastruktur jalan, masa listrik juga tidak menikmati? Indonesia sudah 80 tahun merdeka. Kami tetap mengusulkan kebutuhan masyarakat dengan dukungan anggota DPRD Dapil III,” ujarnya.

Kondisi kelistrikan yang lemah juga berdampak pada pelayanan publik. Rencana pemasangan ATM Bank Kalteng di Kantor Kecamatan Pulau Hanaut belum dapat direalisasikan karena arus listrik yang tidak stabil.

“Bank Kalteng sudah setuju memasang ATM setelah survei. Tapi alat pemancar mereka butuh listrik yang benar-benar stabil. Kalau nanti jaringan sudah normal, insyaallah bisa terealisasi,” ungkapnya.

Dengan adanya rencana pembangunan tower baru dan komitmen PLN untuk mempercepat perbaikan, masyarakat Pulau Hanaut berharap krisis listrik yang mereka alami dapat segera berakhir dan kehidupan sosial-ekonomi bisa kembali berjalan normal. (ri)