Perubahan Tren Penyakit Pengaruhi Lonjakan dan Penurunan Kunjungan Pasien di RSUD dr Murjani

<p>Kunjungan pasien di RSUD dr Murjani Sampit. (Foto: Ist) </p>
Kunjungan pasien di RSUD dr Murjani Sampit. (Foto: Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – RSUD dr Murjani Sampit mencatat adanya perubahan tren penyakit masyarakat yang berdampak langsung pada fluktuasi jumlah kunjungan pasien di berbagai poliklinik. Kondisi ini terlihat dari data kunjungan dalam dua tahun terakhir.

‎Plt Direktur RSUD dr Murjani, dr Yulia Nofiany, mengatakan bahwa pergeseran pola penyakit turut memengaruhi poli mana yang menjadi tujuan utama pasien.

‎“Perubahan tren penyakit secara otomatis mempengaruhi kunjungan di poliklinik. Namun skrining di IGD tetap menjadi yang terbanyak setiap tahunnya, karena memang khusus untuk pasien gawat darurat atau rujukan dari puskesmas,” jelasnya, Rabu (3/12/2025).

‎Menurut dr Yulia, proses skrining di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sangat penting untuk menentukan tingkat kegawatan pasien. Melalui triase, tenaga medis dapat memastikan siapa yang membutuhkan penanganan tercepat sesuai kondisi klinisnya.

‎“Meskipun begitu, seluruh pasien yang datang ke IGD tetap akan kami layani sesuai hasil triase awal,” tegasnya.

‎RSUD dr Murjani mencatat jumlah kunjungan yang cukup tinggi di sejumlah layanan utama. Sepanjang tahun 2024, IGD tercatat sebagai layanan dengan pasien terbanyak, mencapai 18.197 kunjungan. Disusul oleh, Klinik Penyakit Dalam 12.391 pasien, Klinik Rehabilitasi Medik 9.233 pasien, Klinik Anak 6.489 pasien, dan Klinik Jiwa 6.243 pasien

‎Memasuki tahun 2025, rumah sakit mencatat adanya penurunan kunjungan di beberapa layanan, meski IGD masih menjadi yang tertinggi dengan 15.507 pasien hingga September 2025.

‎Layanan lainnya mencatat angka sebagai berikut Klinik Penyakit Dalam (9.882 kunjungan), Klinik Bedah (8.020 kunjungan), Klinik Jiwa (6.950 kunjungan), dan Klinik Anak (6.191 pasien)

‎Perubahan pola kunjungan ini, menurut dr Yulia, menjadi bahan evaluasi untuk menyesuaikan kebutuhan layanan dan tenaga medis agar tetap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. (ri)