Makna Logo HUT ke-73 Kotim : Perpaduan Identitas Lokal dan Arah Pembangunan
TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) resmi meluncurkan logo peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 yang akan diperingati pada 7 Januari 2026 mendatang. Logo tersebut diperkenalkan langsung oleh Bupati Kotim, Halikinnor, baru-baru ini.
Logo HUT kali ini tampil lebih sarat makna. Bentuk angka 73 menjadi elemen utama, dihiasi motif-motif khas yang mengangkat identitas budaya, kekayaan alam, hingga arah pembangunan daerah. Warna hitam, biru, kuning, merah, dan hijau menjadi perpaduan dominan yang merepresentasikan keberagaman Kotim.
Salah satu yang paling mencolok adalah ornamen Gayung Birang Dayak yang disematkan sebagai simbol keteguhan budaya lokal. Pada angka 3, bentuknya dibuat menyerupai kepala Burung Tingang atau Enggang ikon kearifan Dayak yang membawa pesan persatuan dan harmoni sosial.
Di sisi lain, hadir pula Anggrek Tebu, tanaman endemik Kalimantan yang sekaligus menjadi maskot Kotim. Kehadirannya mengingatkan bahwa kekayaan alam adalah aset yang harus dijaga di tengah geliat ekonomi yang terus berkembang.
Tak hanya budaya dan biodiversitas, logo ini juga menonjolkan unsur Nur Mentaya dan desain PJU Terowongan Nur Mentaya, salah satu ikon baru Kotim. Kawasan ini dikenal sebagai nadi perekonomian rakyat, sehingga penempatannya dalam logo menjadi sinyal jelas bahwa pemerintah ingin memperkuat UMKM, pasar rakyat, hingga peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Di bagian atas, tertera tulisan “Kabupaten Kotawaringin Timur 7 Januari 1953–7 Januari 2026”, sementara di bawahnya terpampang tagline “Sinergi dan Kolaborasi untuk Kotim Harati”.
Bupati Kotim Halikinnor menegaskan bahwa tema besar pada logo HUT ke-73 Kotim selaras dengan visi pembangunan yang menuntut kerja sama seluruh elemen. “Membangun itu tidak bisa sendiri. Perlu kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha,” tegasnya.
Menjelang peringatan HUT yang tinggal hitungan minggu, Halikinnor juga mengajak masyarakat turut menjaga kebersihan lingkungan.
“Kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah. Semua pihak harus berperan agar Kotim tetap nyaman dan asri,” ujarnya.
Ia berharap momentum HUT ke-73 ini menjadi pemantik semangat baru bagi Kotim untuk semakin maju dan mandiri. Terlebih, dengan posisi strategis serta jumlah penduduk terbesar di Kalimantan Tengah, Kotim dinilai memiliki potensi besar menjadi daerah percontohan di provinsi tersebut. (ah)