Kunjungan Poli RSUD dr Murjani Meningkat, IGD dan Penyakit Dalam Masih Teratas
TINTABORNEO.COM, Sampit – RSUD dr Murjani Sampit mencatat peningkatan signifikan pada jumlah kunjungan pelayanan rawat jalan dan gawat darurat sepanjang 2025. Plt Direktur RSUD dr Murjani, dr Yulia Nofiany menegaskan bahwa tren ini menunjukkan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat Kotim yang semakin tinggi dan harus diimbangi dengan penguatan fasilitas serta penataan SDM.
“Kunjungan pasien terutama di IGD dan poli penyakit dalam masih menjadi yang tertinggi. Ini menandakan bahwa beban layanan semakin meningkat dan tentu harus diimbangi dengan kesiapan SDM, peralatan, hingga sistem pelayanan yang lebih efisien,” ujarnya, Senin (1/12/2025).
Ia menjelaskan, berdasarkan data 2024, kunjungan tertinggi berada pada IGD dengan total 18.197 pasien, disusul Penyakit Dalam sebanyak 12.391 pasien. Poli Rehabilitasi Medik mencatat 9.233 kunjungan, Poli Anak 6.489 kunjungan, dan Poli Jiwa 6.243 kunjungan.
Sementara itu, hingga September 2025, IGD tetap mendominasi dengan 15.507 pasien, kemudian Penyakit Dalam 9.882 pasien, Bedah 8.020 pasien, Jiwa 6.950 pasien, dan Anak 6.191 pasien.
Menurutnya, pola kunjungan yang relatif stabil ini menunjukkan bahwa kasus-kasus kronis, kegawatdaruratan, hingga kebutuhan layanan anak dan kejiwaan tetap menjadi titik perhatian rumah sakit.
Dr Yulia menegaskan, setiap poli membutuhkan penguatan kapasitas agar mampu mengikuti perkembangan jumlah pasien, termasuk sarana, tenaga spesialis, dan tenaga kontrak pendukung.
Ia menekankan bahwa peningkatan jumlah pasien bukan hanya menunjukkan beban kerja, tetapi juga kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi kepada RSUD dr Murjani sebagai rumah sakit rujukan utama di Kotim.
“Ini menjadi tanggung jawab besar bagi kami untuk memastikan semua layanan berjalan cepat, tepat, dan tetap humanis,” tegasnya.
Menurutnya, tingginya kunjungan IGD setiap tahun menandakan pentingnya optimalisasi sektor kegawatdaruratan, termasuk kebutuhan alat kesehatan yang lebih modern serta sistem triase yang semakin terstandar. Pihaknya juga mendorong perbaikan alur layanan di poli penyakit dalam dan penambahan jam layanan pada poli tertentu jika dibutuhkan.
“Kami terus melakukan evaluasi berkala. Jika diperlukan, penguatan layanan akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kapasitas masing-masing ruangan,” tuturnya.
Ia juga menyoroti bahwa poli kejiwaan dan poli rehabilitasi medik mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir, menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental dan pemulihan fisik yang semakin baik.
Dr Yulia mengatakan bahwa fenomena ini harus direspons positif melalui penyediaan ruang layanan yang lebih nyaman dan proses terapi yang tertata.
“Kesehatan mental kini menjadi perhatian penting. Kami ingin memastikan ruang layanan jiwa mampu memberikan suasana kondusif dan aman bagi pasien,” katanya.
Dengan tingginya beban layanan, dr Yulia memastikan RSUD dr Murjani tengah menyiapkan sejumlah langkah strategis, termasuk penataan struktur belanja, baik APBD, DAK, maupun BLUD, untuk memprioritaskan kebutuhan tenaga kontrak, insentif SDM, belanja operasional, serta pengadaan peralatan medis.
Ia menegaskan bahwa seluruh kebijakan diarahkan untuk memastikan mutu pelayanan tetap terjaga meski jumlah kunjungan terus meningkat.
“Kami ingin kualitas layanan menjadi yang utama. Karena itu seluruh pembiayaan harus tepat sasaran dan memberi dampak langsung bagi peningkatan pelayanan publik,” tutupnya. (and)