Komisi III DPRD Kotim Desak Penyelidikan Penyebab Pasti Kasus Keracunan di Sebabi
TINTABORNEO.COM, Sampit – Dugaan keracunan yang menimpa satu keluarga di Kecamatan Telawang hingga menyebabkan seorang balita meninggal dunia mendapat sorotan serius dari Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim). Anggota Komisi III, SP Lumban Gaol, meminta aparat terkait segera memastikan penyebab kejadian agar tidak memunculkan spekulasi di tengah masyarakat.
Ia menyampaikan ada dua dugaan penyebab yang berkembang di masyarakat. Pertama, konsumsi es teler dan roti bakar yang dikonsumsi keluarga malam sebelum kejadian.
Kedua, kemungkinan lain seperti paparan zat berbahaya di lingkungan sekitar rumah. Ia menilai keduanya sama-sama perlu ditelusuri secara ilmiah.
“Bila benar dari makanan, maka standar kebersihan usaha rumahan perlu diperketat. Namun jika ada faktor lingkungan seperti paparan zat berbahaya, orang tua harus semakin waspada,” tegasnya, Rabu (10/12/2025).
Komisi III menilai pentingnya kolaborasi instansi terkait agar penanganan berlangsung komprehensif. Ia menekankan bahwa kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar lebih berhati-hati.
“Yang paling kami harapkan adalah kepastian penyebab. Dengan begitu, langkah pencegahan bisa dilakukan dan kekhawatiran masyarakat tidak semakin meluas,” pungkas Lumban Gaol.
Politisi Demokrat ini juga menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga yang terdampak. Ia menilai peristiwa tersebut harus ditangani secara cepat dan transparan.
“Kami sangat berbelasungkawa. Kepolisian dan Dinas Kesehatan perlu bergerak cepat untuk memastikan apa yang menjadi penyebab utama. Masyarakat membutuhkan kejelasan,” ujarnya.
Kasus dugaan keracunan di Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, menggegerkan warga setempat. Lima anggota satu keluarga dilarikan ke fasilitas kesehatan setelah mengalami muntah, diare, serta tubuh melemah. Seorang balita berusia satu tahun meninggal dunia dalam penanganan medis.
Sebelumnya, Camat Telawang, Dedy Jauhari, mengatakan seluruh anggota keluarga sebelumnya mengonsumsi es teler dan roti bakar pada Jumat malam. Gejala kemudian muncul beberapa jam setelahnya.
“Mereka berobat keesokan harinya karena kondisi semakin memburuk,” jelasnya.
Dedy mengungkapkan adanya kejanggalan karena warga lain yang membeli produk dari tempat sama tidak mengalami keluhan. “Ini membuat dugaan penyebab tidak bisa langsung disimpulkan. Ada kemungkinan faktor lain yang memicu sakit,” katanya.
Keluarga ini awalnya dirawat di Puskesmas Sebabi sebelum dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit. Plt Direktur RSUD, dr Yulia Nofiany, menyebut lima pasien dirawat intensif, termasuk dua balita.
“Satu balita tidak berhasil diselamatkan. Untuk penyebab pastinya, kami masih menunggu hasil pemeriksaan lanjut,” ujarnya.
Koordinasi antara pihak medis, pemerintah kecamatan, dan instansi terkait masih berlanjut guna memastikan penanganan korban sekaligus mencegah terulangnya kasus serupa. (ri)