Kasus Nyeri Punggung dan Gangguan Pencernaan Meningkat, RSUD Murjani Dorong Edukasi Ergonomi dan Pola Makan Sehat
TINTABORNEO.COM, Sampit – Plt Direktur RSUD dr. Murjani Sampit, dr. Yulia Nofiany, menyoroti tingginya angka kunjungan pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) dan gangguan pencernaan sepanjang 2025. Kedua kondisi tersebut mencatat angka cukup besar dan menjadi faktor utama tingginya beban layanan rawat jalan.
“Low back pain saja mencapai 1.223 kasus hanya sampai September 2025. Dispepsia atau gangguan lambung juga sangat tinggi, sebanyak 936 kasus. Ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi indikator gaya hidup dan pola kerja masyarakat kita,” kata Yulia, Jumat (5/12/2025).
Ia menjelaskan, banyak pasien datang setelah merasakan nyeri hebat atau gangguan pencernaan kronis yang sudah berlangsung lama. Aktivitas kerja dengan posisi duduk terlalu lama, angkat beban tidak benar, serta pola makan tidak teratur menjadi penyebab terbesar.
“Kasus dispepsia ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2024 kami menangani 356 kasus gastroenteritis dan colitis, dan kini keluhan lambung kronis melonjak. Artinya kebiasaan makan, stres, dan pola istirahat masyarakat semakin harus diperhatikan,” jelasnya.
Selain nyeri punggung dan gangguan pencernaan, anemia juga menjadi tiga besar penyakit terbanyak tahun 2025 dengan 625 kasus. Banyak pasien yang datang dalam kondisi lemah, pucat, dan tidak menyadari bahwa kebiasaan makan dan kurangnya konsumsi protein memengaruhi kondisi tubuh.
Yulia menyampaikan bahwa RSUD dr. Murjani sudah memperkuat program edukasi di poli gizi, termasuk konsultasi personal mengenai pola makan sehat, kebutuhan nutrisi, serta teknik menjaga postur tubuh untuk mencegah cedera pinggang.
“Kesehatan tidak hanya ditangani di rumah sakit, tetapi harus dijaga sejak di rumah, di tempat kerja, dan dalam aktivitas harian. Kami ingin masyarakat lebih sadar bahwa tubuh punya batas,” katanya. (and)