Jelang Motorprix Kotim Open Race 2025, Panitia Finalkan Skema Keamanan dan Jalur Lintasan
TINTABORNEO.COM, Sampit – Persiapan Motorprix Kotim Open Race 2025 memasuki tahap akhir. Menjelang perhelatan pada 13–14 Desember, panitia bersama unsur kepolisian dan beberapa instansi teknis melakukan pengecekan lapangan sekaligus mematangkan detail teknis pelaksanaan. Observasi dan rapat gabungan itu dilakukan pada Kamis (11/12/2025), disertai peninjauan seluruh titik yang akan dipakai sebagai arena balap. Tiket harian dipatok Rp30 ribu dan hanya tersedia langsung pada hari pelaksanaan.
Muhammad Hasbi, Ketua Cipta Mentaya Production selaku penyelenggara, mengatakan bahwa pihaknya baru memaparkan rancangan teknis kepada jajaran terkait. Pertemuan tersebut dipimpin Kabag Ops Polres Kotim dan melibatkan Dishub, Satlantas, serta Sabhara. Pada kesempatan itu, panitia menguraikan sejumlah titik yang dianggap perlu mendapatkan perhatian pengamanan ekstra.
“Kami menekankan kepada titik-titik rawan yang harus diamankan. Kita tinggal menjelaskan perubahan jalur dan pagar pengamanan untuk event kali ini, karena berbeda dari sebelumnya,” jelas Hasbi.
Setelah pemaparan, rombongan langsung meninjau lokasi. Mereka memeriksa beberapa perubahan signifikan, termasuk rencana pemindahan garis start ke Jalan S Parman serta penataan ulang pagar pembatas. Lintasan sepanjang kurang lebih satu kilometer akan menjadi trek utama bagi para peserta yang berlaga dalam ajang yang sebelumnya dikenal sebagai Gubernur Motoprix Road Race 2025 tersebut.
“Tadi sudah kita cek rencana garis start yang berpindah, termasuk pagar-pagarnya mana yang berubah. Itu yang paling ditekankan,” sambungnya.
Selain rute, mereka juga membahas jalur evakuasi. Salah satu permintaan datang dari yayasan pemilik Klinik Terapung Obor agar pagar bergeser sekitar 2,5 meter ke tengah jalan di area depan fasilitas kesehatan itu. Di Jalan S Parman, pagar buka-tutup juga akan disiapkan untuk mempermudah akses jemaat gereja.
“Evakuasi itu sudah rutin kita lakukan. Kita punya jalur ke Pemuda untuk Rumah Sakit Murjani dan satu ambulans di lintasan menuju rumah sakit terapung,” terang Hasbi.
Walaupun lintasan mengalami perombakan, beberapa titik masih dinilai rawan. Menurut Hasbi, risiko secara keseluruhan lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya, namun satu titik tetap harus diawasi ketat.
“Titik rawan seperti biasa ada di tikungan terakhir, tapi kayaknya sudah berkurang dari dulu. Dulu start dan finish di Yos Sudarso. Sekarang start-finish di S Parman. Tikungan terakhir itu tetap harus diperhatikan,” katanya.
Area menuju garis akhir disebut sebagai titik yang paling berbahaya bagi penonton. Ruang yang lebih sempit membuat pihak keamanan diminta melakukan penjagaan ekstra.
“Finish-nya sekarang di eks Mentaya, dan itu lebih sempit dari sebelumnya. Itu yang tadi kami sampaikan ke pihak keamanan. Penonton jangan sampai ada di tikungan terakhir,” tegasnya.
Panitia dijadwalkan mulai mengangkut material perlombaan pada Jumat. Sementara itu, penutupan total jalur lintasan akan diberlakukan mulai Sabtu dini hari.
“Penutupan akses jalan semuanya dimulai jam 12 malam, malam Sabtu,” ujar Hasbi. (ri)