Satu Porsi Makanan Bergizi Gratis Ditemukan Berulat, Penyedia Minta Maaf

<p>Ketua Yayasan SPPG Yos Sudarso, Hari Rahmat saat diwawancarai, Jumat (14/11/2025). (Foto: Apri) </p>
Ketua Yayasan SPPG Yos Sudarso, Hari Rahmat saat diwawancarai, Jumat (14/11/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Temuan serangga di salah satu porsi makanan siap saji yang dikirim ke SMPN 1 Sampit membuat pihak Yayasan SPPG Yos Sudarso bergerak cepat pada Jumat (14/11/2025). Mereka memastikan telah memulai penelusuran internal untuk mengetahui sumber masalah, sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah dan orang tua siswa.

Ketua Yayasan SPPG Yos Sudarso, Hari Rahmat, mengatakan laporan itu tiba pada pagi hari. Dari ribuan porsi yang diproduksi, hanya satu yang disebut bermasalah. Meski begitu, pihaknya tetap menilai kejadian tersebut serius dan harus diusut tuntas.

“Informasi yang kami terima, ada satu porsi makanan yang ditemukan ada ulatnya. Dari 2.000 porsi yang kami buat dan 900 yang dikirim ke SMPN 1, hanya satu yang dilaporkan. Tapi tetap, kami minta maaf. Ini tanggung jawab kami,” ujarnya saat diwawancarai. 

Hari menilai temuan tersebut cukup janggal karena seluruh makanan disebut telah melalui proses pengecekan berlapis sebelum dikirim. Mulai dari pemeriksaan bahan baku, pengolahan, hingga pengecekan ulang pascapengemasan.

“Semua tahapan selalu kami cek, dari awal sampai akhir. Setelah dipacking pun masih dilakukan pemeriksaan. Tapi bagaimanapun, ini kekeliruan kami. Anak-anak harus menerima makanan yang layak,” jelasnya.

Ia menuturkan pihaknya belum bisa memastikan dari komponen makanan mana ulat tersebut berasal. Menu yang disiapkan pada hari itu adalah makanan kering.

“Belum bisa dipastikan sumbernya. Menunya hari ini kering, ada roti, daging, dan telur. Yang dimasak hanya telur, sisanya makanan jadi,” katanya.

Yayasan memastikan akan memperketat standar kontrol mutu untuk menghindari insiden serupa. Evaluasi terhadap alur produksi dan distribusi kini sedang dilakukan.

“Kami akan perketat lagi pengawasan dalam pengolahan dan pendistribusian,” tandasnya. (ri)