Ratusan Remaja Masjid Antusias Ikuti Kemah BKPRMI di Islamic Center Sampit

<p>Salah satu peserta sedang merapikan tenda dalam kegiatan Kemah Brigade BKPRMI di Islamic Center Sampit, Jumat (7/11/2025). (Foto: Apri)</p>
Salah satu peserta sedang merapikan tenda dalam kegiatan Kemah Brigade BKPRMI di Islamic Center Sampit, Jumat (7/11/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) membuka kegiatan Kemah Brigade Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di kawasan Islamic Center Sampit, Jumat (7/11/2025). Kegiatan ini diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai sekolah dan pondok pesantren di Kotim.

Suasana kemah tampak hidup. Peserta terlihat antusias merapikan tenda untuk penilaian kebersihan dan kerapian, sementara sebagian lainnya melaksanakan salat Asar berjamaah sebelum melanjutkan kegiatan sore.

Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Rafiq Riswandi, mengatakan bahwa masa remaja merupakan fase penting dalam pembentukan karakter dan jati diri. Di tengah gempuran era digital, kegiatan seperti kemah remaja masjid sangat strategis untuk memperkuat nilai moral dan keislaman di kalangan generasi muda.

“Perkemahan ini bermakna strategis dalam membentuk pemuda-pemudi yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, dan berjiwa demokratis. Melalui kegiatan ini kita harapkan lahir generasi Islam yang kuat, cerdas, serta berakhlak mulia,” ujar Rafiq.

Ia menegaskan bahwa Pemkab Kotim selalu mendukung kegiatan yang menumbuhkan keimanan dan ketakwaan, khususnya di kalangan remaja. “Remaja masjid harus menjadi pelaku utama dalam memakmurkan masjid sekaligus menjadi teladan di masyarakat. Mari jadikan kegiatan ini sebagai momentum memperkuat kebersamaan dan semangat syiar Islam,” tambahnya.

Ketua BKPRMI Kotim, Jusman, menjelaskan bahwa peserta kemah berasal dari siswa SMA, SMK, MA, serta pondok pesantren yang memiliki masjid atau musala di lingkungan sekolah masing-masing.

 “Tujuan kegiatan ini mengajak generasi muda kembali dekat dengan masjid dan ibadah. Saat ini banyak remaja yang mulai menjauh karena pengaruh gadget, lebih banyak waktu dihabiskan untuk bermain gim daripada beribadah,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut, peserta mengikuti berbagai lomba seperti yel-yel islami, salat berjamaah, serta lomba kebersihan dan keindahan tenda. 

Selain itu juga diberikan materi organisasi remaja masjid, pembentukan akhlakul karimah, serta pelatihan fardu kifayah mencakup praktik memandikan, mengafani, mensalatkan, dan menguburkan jenazah.

Jusman berharap ilmu yang diperoleh selama kegiatan dapat diterapkan di lingkungan masyarakat. 

“Kami ingin peserta benar-benar memahami pentingnya ilmu fardu kifayah sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan keagamaan,” tutupnya. (ri)