Pelajar Kotim Didorong Jadi Pelestari Bahasa Daerah Lewat Festival Tunas Bahasa Ibu

<p>Pelepasan peserta Festival Tunas Bahasa Ibu asal Kotim, Minggu (2/11/2025). (Foto : Ist)</p>
Pelepasan peserta Festival Tunas Bahasa Ibu asal Kotim, Minggu (2/11/2025). (Foto : Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Upaya menjaga bahasa daerah agar tidak punah terus dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Salah satunya melalui partisipasi 15 pelajar SD dan SMP yang akan mewakili daerah dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, yang digelar pada 3–5 November 2025 mendatang.

Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan semata ajang perlombaan, melainkan momentum penting untuk menanamkan kebanggaan terhadap bahasa daerah sejak dini.

 “Kami berharap anak-anak bukan hanya berkompetisi, tetapi juga menjadi pelestari bahasa daerah, khususnya bahasa Sampit. Melalui FTBI ini, semoga sekolah-sekolah dapat menjadi pusat pelestarian bahasa daerah,” ujarnya, Minggu (2/11/2025).

Menurutnya, di tengah arus globalisasi yang kuat, keberadaan bahasa daerah menghadapi tantangan besar. Karena itu, pembinaan generasi muda menjadi kunci agar bahasa ibu tidak hilang ditelan zaman.

 “Bahasa daerah adalah identitas dan warisan budaya kita. Kalau bukan anak-anak kita yang melestarikan, siapa lagi?” tambah Irfansyah.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 1 Sampit, Yuli Karyati, menyebutkan bahwa peserta Kotim yang akan berlaga di tingkat provinsi telah melalui seleksi dan pembinaan intensif.

 “Tahun ini Kotim mengirimkan 15 peserta, terdiri dari lima pelajar SD dan sepuluh pelajar SMP. Mereka akan bersaing dalam enam cabang lomba, yakni stand up comedy, karungut, berdongeng, cipta puisi, cerpen, dan pidato,” jelasnya.

Yuli menambahkan, sekolah-sekolah yang mewakili Kotim antara lain SDN 3 MB Ketapang, SDN 1 Baamang Hulu, SDN 1 Baamang Tengah, SDN 2 MB Hulu, SMPN 1 Sampit, SMPN 2 Sampit, dan SMPN 3 Sampit. 

“Sebelum berangkat, seluruh peserta sudah menjalani pelatihan dan pendampingan dari guru masing-masing. Kami mohon doa dari masyarakat agar tahun ini Kotim bisa meraih juara pertama,” tuturnya.

Salah satu peserta, Cahya Zabinaosira dari SMPN 1 Sampit, yang akan bertanding dalam cabang cipta cerpen, menuturkan dirinya sudah menyiapkan naskah dengan sungguh-sungguh. 

“Saya menulis dan menghafal ulang cerpen yang akan dibawakan dua sampai tiga hari sebelum berangkat. Tantangannya biasanya di waktu lomba yang terbatas, jadi saya harus bisa cepat tapi tetap rapi,” ujarnya. (fi)