Kotim Masuk Daftar Daerah Paling Informatif di Kalteng

<p>Staf Ahli Bupati Kotim Rafiq Riswandi mewakili Bupati Kotim menerima penghargaan KIP 2025, yng diserahkan oleh Wagub Kalteng Edy Pratowo, Selasa (25/11). (Foto : Ist)</p>
Staf Ahli Bupati Kotim Rafiq Riswandi mewakili Bupati Kotim menerima penghargaan KIP 2025, yng diserahkan oleh Wagub Kalteng Edy Pratowo, Selasa (25/11). (Foto : Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Upaya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memperkuat layanan informasi berbasis digital mulai menunjukkan hasil nyata. Kotim berhasil menembus jajaran daerah paling informatif di Kalimantan Tengah setelah meraih peringkat ketiga pada Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2025.

Penghargaan tersebut diumumkan dalam malam puncak anugerah yang digelar Komisi Informasi Provinsi Kalteng di Palangka Raya, Selasa (25/11/2025) malam.

Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Rafiq Riswandi, yang hadir mewakili Bupati Halikinnor, menyebut capaian ini sebagai bukti bhwa penguatan PPID dan pembenahan layanan informasi digital mulai memberikan dampak.

“Dari sebelumnyabhanya Menuju Informatif, kini Kotim resmi masuk kategori Informatif. Artinya, sistem yang kami bangun sudah semakin dipercaya dan dinilai layak oleh Komisi Informasi,” ujarnya.

Dalam penilaian e-monev, Kotim mencatat skor 93,63, menempatkan daerah ini tepat di bawah Palangka Raya dan Kapuas.

Rafiq mengatakan, peningkatan tersebut merupakan hasli kerja terstruktur dari PPID Utama dan Diskominfo Kotim dalam m emperbaiki alur permohonan informasi, mempercepat respons layanan, memperkuat portal informasi publik, serta meningkatkan ketersediaan data bagi masyarakat.

“Kami didampingi Komisi Informasi selama proses e-monev. Dukungan itu membantu kami membaca kelemahan tahun lalu dan memperbaikinya secara teknis,” kata Rafiq.

Rafiq menegaskan bahwa penghargaan ini akan menjadi pemacu untuk memperluas keterbukaan informasi hingga tingkat perangkat daerah.

“Transparansi itu bukan hanya soal memenuhi kewajiban publik, ttapi menjadi budaya kerja. Masyarakat sekarang butuh akses informasi yang cepat dan akurat,” tuturnya. (dk)