Kepala BNNK Kotim Sebut Kades Positif Narkoba karena Pakai Doping Pereda Nyeri
TINTABORNEO.COM, Sampit – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Kotawaringin Timur (Kotim) terus menindaklanjuti temuan tiga kepala desa dan dua ASN yang dinyatakan positif dalam tes urine yang digelar beberapa waktu lalu. Kepala BNNK Kotim, AKBP Muhamad Fadli memastikan seluruh hasil pemeriksaan tengah didalami secara detail, termasuk jenis penggunaan hingga sumber perolehan obat.
“Sebagian dari yang terindikasi positif karena penggunaan obat pereda sakit atau nyeri. Namun, satu ASN didapati memiliki jejak penggunaan sabu dalam jangka panjang meski tidak ditemukan barang bukti fisik saat pemeriksaan berlangsung,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Ia menjelaskan sejumlah kades mengaku mengonsumsi dekstro sebagai doping untuk menunjang aktivitas harian, mulai dari tugas pemerintahan hingga pekerjaan di kebun pribadi. Kondisi beban kerja dinilai menjadi pemicu utama mereka bergantung pada zat tertentu.
Contoh kasus itu, kata Fadli, menunjukkan perlunya pendampingan lebih komprehensif. Seluruh aparatur yang terindikasi positif diwajibkan menjalani program wajib lapor selama tiga bulan dengan jadwal dua kali seminggu. Pemantauan penuh akan dilakukan oleh BNNK hingga proses pembinaan tuntas.
Tes urine terhadap unsur pemerintahan, termasuk kepala desa, lurah, camat, ASN dan anggota DPRD, digelar pada Senin (17/11/2025). Dari total 147 peserta, lima dinyatakan positif. Fadli menegaskan bahwa seluruhnya masuk kategori penyalahguna, bukan pengedar, sehingga dapat ditangani melalui rehabilitasi dan rawat jalan.
Di sisi lain, tingkat kehadiran kades dalam tes dinilai sangat rendah. Dari 168 kades, hanya 58 yang hadir. Fadli menyebut potensi temuan positif bisa lebih besar jika seluruh kades mengikuti tes. Karena itu, Pemkab, DPRD, dan BNNK berencana melakukan tes urine kembali secara menyeluruh.
Data lengkap temuan telah diserahkan kepada DPRD sebagai penyelenggara kegiatan untuk memperketat pengawasan terhadap aparatur pemerintahan. Identitas kades atau ASN yang terlibat tidak disampaikan secara rinci.
“Kami tidak bisa menyebutkan, namun kades berasal dari wilayah yang banyak perkebunan, pertambangan, dan ASN di kawasan perkotaan,” ujarnya.
Fadli mengajak seluruh instansi pemerintah, perusahaan, hingga lembaga masyarakat untuk tidak ragu menggelar tes urine demi pencegahan penyalahgunaan narkoba, hal itu juga sesuai dengan Perda tentang Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba. BNNK Kotim menyatakan siap memberikan layanan kapan pun dibutuhkan. (ri)