Kekurangan Yodium Berisiko Ganggu Kehamilan dan Perkembangan Anak

<p>Edukasi kesehatan melalui medsos dari RSUD dr Murjani Sampit. (Foto: RSUD) </p>
Edukasi kesehatan melalui medsos dari RSUD dr Murjani Sampit. (Foto: RSUD)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Kekurangan yodium tidak hanya menimbulkan gondok atau gangguan tiroid, tetapi juga dapat berdampak serius terhadap kehamilan dan perkembangan anak. Hal ini diungkapkan oleh Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany.

‎Menurutnya, yodium sangat penting untuk pembentukan hormon tiroid yang berperan besar dalam pertumbuhan otak dan sistem saraf janin.

‎“Ibu hamil yang kekurangan yodium berisiko mengalami keguguran, bayi lahir cacat, hingga kematian janin. Bahkan, anak yang lahir dari ibu kekurangan yodium bisa mengalami keterlambatan perkembangan dan gangguan kecerdasan,” jelas dr Yulia, Kamis (6/11/2025).

‎Karena itu, ia menegaskan pentingnya pemenuhan kebutuhan yodium selama masa kehamilan dan menyusui.

‎“Ibu hamil membutuhkan sekitar 220 mikrogram yodium per hari, sedangkan ibu menyusui sekitar 290 mikrogram. Ini harus diperhatikan agar tumbuh kembang anak optimal,” ujarnya.

‎dr Yulia menyarankan para ibu untuk rutin mengonsumsi makanan yang kaya yodium seperti ikan laut, telur, keju, susu, yogurt, dan rumput laut. Selain itu, pastikan garam yang digunakan di rumah merupakan garam beryodium.


‎“Cukup satu sendok teh garam beryodium per hari, tidak perlu berlebihan. Yang penting yodiumnya terpenuhi,” tambahnya.

‎Ia berharap, dengan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat, kasus gangguan akibat kekurangan yodium di Kotawaringin Timur dapat ditekan.

‎“Peran ibu sangat penting dalam menjaga gizi keluarga. Mari cegah gangguan kehamilan dan tumbuh kembang anak dengan langkah sederhana: gunakan garam beryodium setiap hari,” tutupnya. (ri)