KADIN Kembangkan Kawasan Peternakan Terpadu

<p>Kunjungan Ketua Kadin Kotim, Susilo bersama Dinas TPHP Provinsi Kalimantan Tengah ke BIB di Lembang, Bandung, beberapa waktu lalu. (Foto: Ist)</p>
Kunjungan Ketua Kadin Kotim, Susilo bersama Dinas TPHP Provinsi Kalimantan Tengah ke BIB di Lembang, Bandung, beberapa waktu lalu. (Foto: Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Upaya memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tidak hanya dilakukan melalui peningkatan produksi, tetapi juga lewat inovasi dan edukasi di sektor peternakan. Salah satu langkah nyata datang dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kotawaringin Timur (Kotim) melalui PT Grahacipta Sumber Arta (GSA Farm) yang menggagas pembangunan kawasan peternakan terpadu di wilayah Kotim.

Ketua Kadin Kotim yang juga Direktur GSA Farm, Susilo, menjelaskan, proyek ini berawal dari hasil kaji tiru bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah ke Balai Inseminasi Buatan (BIB) di Lembang, Bandung. Dari kunjungan tersebut, pihaknya terinspirasi untuk menerapkan sistem peternakan modern yang terintegrasi dengan konsep pendidikan dan keberlanjutan lingkungan.

“Kami banyak belajar tentang penggemukan ternak sapi, kambing, hingga kelinci, serta bagaimana mengelola pakan dan limbahnya. Dari situ muncul gagasan untuk membangun kawasan peternakan terpadu di Kotim,” kata Susilo, Senin (3/11/2025).

Ia menuturkan, lahan yang disiapkan seluas 20 hektare dan akan dikembangkan hingga 100 hektare. Selain menjadi sentra produksi ternak, kawasan ini akan dijadikan pusat edukasi dan pelatihan bagi pelajar serta mahasiswa yang tertarik mengembangkan sektor peternakan.

“Ke depan, GSA Farm tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga ingin berkontribusi terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan generasi muda di bidang pertanian dan peternakan,” ujarnya.

Susilo menambahkan, limbah peternakan juga akan dikelola secara produktif menjadi biogas dan pupuk kompos, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertanian lokal.

“Dengan pengelolaan yang terintegrasi, sektor peternakan dan pertanian bisa saling menopang. Inilah konsep yang ingin kami wujudkan dengan tujuan membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan di Kotim,” jelasnya.

Ia optimistis, inisiatif ini akan membantu Kotim mengurangi ketergantungan pasokan ternak dari luar daerah, terutama menjelang momen seperti Iduladha. 

Selain itu, pengembangan kawasan peternakan terpadu ini juga diharapkan membuka lapangan kerja baru serta mendorong tumbuhnya UMKM di sekitar wilayah pengembangan.

Langkah inovatif ini sejalan dengan visi KADIN Kotim untuk memperkuat kolaborasi sektor swasta dan pemerintah daerah dalam membangun ketahanan ekonomi dan pangan yang mandiri di Kalimantan Tengah. (ri)