Disdik Kotim Tekankan Adaptasi Digital, Guru Diminta Tetap Jadi Pengendali Teknologi

<p>Kasi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter SMP Disdik Kotim, M. Ikram (kiri)saat menghadiri acara  di SMPN 4 Sampit beberapa waktu yang lalu. (Foto : Dok TB)</p>
Kasi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter SMP Disdik Kotim, M. Ikram (kiri)saat menghadiri acara di SMPN 4 Sampit beberapa waktu yang lalu. (Foto : Dok TB)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur (Kotim)  menegaskan bahwa teknologi tidak akan pernah mengambil alih peran guru dalam dunia pendidikan. Pesan itu disampaikan Kasi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter SMP Disdik Kotim, M. Ikram Muhajir, saat mengingatkan pentingnya adaptasi pendidik terhadap perkembangan digital.

Ikram mengatakan bahwa kemudahan mencari informasi melalui internet tidak cukup untuk membentuk karakter siswa. Ia menilai, teknologi hanya menyediakan jawaban, tetapi pembinaan sikap dan nilai tetap membutuhkan campur tangan guru.

“Belajar lewat Google itu mudah. Tapi karakter tidak akan terbentuk tanpa guru. Teknologi sehebat apa pun tidak bisa menggantikan guru,” ujarnya, Sabtu (29/11/2025).

Ia juga menyampaikan bahwa masa depan pembelajaran berbasis teknologi sangat bergantung pada peran pendidik. Menurutnya, guru harus berada di garis depan untuk mengarahkan siswa menggunakan teknologi secara sehat dan bertanggung jawab.

“Harapan kami, gurulah yang membimbing anak-anak. Apa yang boleh, apa yang tidak, itu harus diarahkan,” kata Ikram.

Meski begitu, ia mengingatkan bahwa guru pun wajib terus belajar. Ikram menilai metode mengajar lama tidak lagi cocok bagi generasi digital saat ini.

“Guru harus menyesuaikan zaman. Cara lama sudah tidak relevan,” tegasnya.

Disdik Kotim juga meminta siswa lebih waspada terhadap maraknya konten palsu di media sosial. Ikram menilai kecerdasan buatan membuat hoaks semakin terlihat meyakinkan sehingga siswa harus jeli sebelum mempercayai sebuah informasi.

“Banyak konten tampak nyata, padahal hoaks. Anak-anak harus berhati-hati saat mencari informasi,” pesannya.

Ia turut menyinggung penggunaan bantuan Interactive Flat Panel (IFP) dari Kementerian Pendidikan. Ikram berharap perangkat itu benar-benar digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan sekadar dipasang tanpa fungsi.

“IFP jangan cuma jadi pajangan. Guru harus bisa mengoperasikannya agar pembelajaran lebih menarik dan efektif,” tuturnya.

Di akhir penyampaiannya, Ikram mengajak seluruh guru, baik senior maupun yang muda, untuk saling mendukung dalam peningkatan kemampuan digital. Ia menekankan, pendidik harus selalu siap mengikuti perkembangan teknologi agar tetap relevan bagi siswa.

“Jangan sampai siswa lebih hebat dari gurunya. Semua guru harus terus belajar,” pungkasnya. (dk)