Disdik Kotim Soroti Peran Keluarga dalam Implementasi Tujuh Kebiasaan Anak Hebat
TINTABORNEO.COM, Sampit – Di tengah meningkatnya tantangan pendidikan karakter di era digital, Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan bahwa pembangunan karakter anak tidak bisa hanya bertumpu pada sekolah. Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat disebut harus menjadi rutinitas yang hidup di rumah maupun di sekolah.
Kasi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter SMP Disdik Kotim M. Ikram Muhajir mengatakan sekolah kerap dijadikan tumpuan utama pembentukan karakter. Padahal, sebagian besar waktu anak justru dihabiskan bersama keluarga.
“Jangan sampai tujuh kebiasaan ini hanya jadi slogan. Kalau anak mempraktikkannya setiap hari, karakter mereka akan terbentuk dengan sendirinya,” ujarnya, Jumat (28/11/2025)
Tujuh kebiasaan yang dmaksud meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bersosialisasi, dan tidur lebih awal. Kebiasaan-kebiasaan itu, kata Ikram, merupakan fondasi dasar bagi anak untuk membangun disiplin dan tanggung jawab sejak dini.
Ikram menekankan bahwa guru punya batasan waktu dalam mendampingi anak. Setelah jam sekolah selesai, sepenuhnya kembali pada keluarga.
“Guru hanya mengontrol anak saat mereka berada di sekolah. Di luar itu, orang tualah yang memegang kendali penuh,” tegasnya.
Karena itu, ia mendorong adanya pola kerja sama yang lebih solid antara rumah dan sekolah. Tanpa dukungan orang tua, kebiasaan positif sulit bertahan dan berisiko sekadar menjadi program yang berjalan formalitas.
Menurut Ikram, komitmen kedua pihak sangat dibutuhkan agar kebiasaan ini benar-benar menjadi budaya.
“Kami berharap tujuh kebiasaan ini tidak berhenti sebagai program sekolah, tapi menjadi lifestyle anak-anak kita,” katanya.
Ia pun mengajak orang tua untuk ikut mengawasi, mencontohkan, sekaligus konsisten menerpkan kebiasaan sehat tersebut di lingkungan rumah. Dengan begitu, karakter anak bisa terbentuk lebih kuat dan menyeluruh. (dk)