Disdik Kotim Hidupkan Kembali Bahasa Sampit sebagai Identitas Daerah

<p>Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah saat diwawancarai, belum lama ini. (Dok: Apri)</p>
Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah saat diwawancarai, belum lama ini. (Dok: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendorong pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Sampit, sebagai warisan budaya lokal yang mencerminkan identitas dan jati diri masyarakat setempat.

Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, mengatakan, bahasa Sampit memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi, namun kini mulai jarang digunakan dalam keseharian masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.

“Selama ini masyarakat lebih mengenal bahasa Dayak Ngaju, padahal bahasa Sampit juga punya kekayaan tersendiri. Karena itu, kami ingin menghidupkan kembali bahasa Sampit agar tidak punah dan tetap dikenal sebagai identitas daerah,” ujarnya, Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, pelestarian bahasa lokal tidak hanya sebatas menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat kebanggaan terhadap daerah asal. Bahasa, kata Irfansyah, merupakan cerminan dari nilai, cara berpikir, dan sejarah masyarakat.

“Bahasa Sampit bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga simbol budaya yang merekam cara hidup dan pandangan orang Sampit. Kalau ini hilang, maka sebagian dari identitas kita juga ikut hilang,” jelasnya.

Irfansyah menegaskan, sudah saatnya masyarakat kembali mengenal dan menggunakan bahasa Sampit dalam percakapan sehari-hari, minimal dalam lingkungan keluarga dan sosial.

“Sampit itu bukan cuma nama daerah atau kuliner, tapi juga nama bahasa. Sudah seharusnya dikenal luas dan dilestarikan. Bahasa Sampit harus jadi identitas kita,” tegasnya.

Ia berharap gerakan pelestarian ini tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga mendapat dukungan masyarakat dan generasi muda agar bahasa Sampit tetap hidup dan diwariskan lintas zaman. (ri)