Bunda PAUD Sebut Angka Stunting di Kotim Masih Tinggi, Dorong Edukasi Gizi dari Rumah

<p>Bunda PAUD Kotim, Hj Hairiyah saat kunjungi TK Pembina di Kota Sampit beberapa waktu lalu.</p>
Bunda PAUD Kotim, Hj Hairiyah saat kunjungi TK Pembina di Kota Sampit beberapa waktu lalu.
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Bunda PAUD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Khairiah Halikinnor menegaskan bahwa persoalan stunting di daerah masih menjadi perhatian serius, mengingat prevalensinya yang berada di angka 21,5 persen. Ia menyebut kondisi tersebut perlu dikejar agar dapat mendekati target nasional sebesar 14 persen.

“Kita ketahui bersama stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur ini masih tinggi, masih 21,5 persen. Harapan nasional itu turunnya 14 persen, mudah-mudahan melalui langkah-langkah terarah kita dapat menekan angka stunting di Kotim,” tegasnya, Senin (17/11/2025).

Khairiah mengingatkan bahwa stunting bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak, kemampuan belajar, hingga masa depan generasi Kotim. 

Ia menekankan pentingnya intervensi sejak usia dini, terutama melalui edukasi nutrisi yang benar bagi orang tua. Hal ini dianggap sebagai fondasi utama agar kesadaran gizi tidak hanya berhenti di satuan pendidikan saja.

Ia menjelaskan bahwa peran PAUD sebagai lembaga terdekat dengan anak dan orang tua sangat menentukan keberhasilan upaya pencegahan stunting. 

“Penguatan pola makan sehat, penyediaan menu bergizi, serta kerja sama dengan tenaga kesehatan menjadi kunci yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendampingan tumbuh kembang anak,” ujarnya.

Khairiah juga mengajak seluruh Bunda PAUD kecamatan, kepala satuan, serta para pendidik untuk lebih aktif memberikan edukasi gizi seimbang kepada orang tua. Selain itu, program makanan tambahan dianjurkan untuk disusun dengan menu yang sehat, mudah diakses, dan sesuai kebutuhan anak-anak di lingkungan masing-masing.

Ia menambahkan pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, PKK, pemerintah desa hingga pihak swasta, demi menciptakan gerakan bersama yang lebih efektif. 

“Pemantauan tumbuh kembang anak menurutnya harus berjalan optimal agar intervensi bisa diberikan tepat waktu,”tegasnya.

Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, Khairiah optimistis Kotawaringin Timur dapat bergerak menuju daerah yang ramah anak dan bebas stunting di masa mendatang.

 Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras, sekaligus memberi selamat kepada para Bunda PAUD kecamatan yang baru dikukuhkan. (and)