BMKG Ingatkan Warga Kotim Waspadai Angin Kencang di Musim Hujan
TINTABORNEO.COM, Sampit – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Haji Asan Sampit kembali mengeluarkan imbauan agar masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) lebih waspada terhadap potensi angin kencang yang kerap muncul menjelang dan setelah hujan. Peringatan ini disampaikan menyusul insiden tumbangnya beberapa pohon di Kota Sampit, Minggu (9/11/2025) sore.
Prakirawan BMKG Stasiun Haji Asan Sampit, Alfa Centauri, menjelaskan, angin kencang yang belakangan sering terjadi disebabkan oleh fenomena updraft, yakni aliran udara naik yang terbentuk saat proses pembentukan awan hujan. Fenomena ini umum terjadi di masa peralihan menuju puncak musim hujan seperti sekarang.
“Updraft ini bisa memicu hembusan angin kuat apabila intensitasnya tinggi. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang, baik sebelum hujan turun maupun setelahnya,” ujarnya, Senin (10/11/2025).
Ia menambahkan, wilayah Kotim dalam beberapa hari ke depan diperkirakan akan mengalami cuaca berawan hingga hujan sedang yang disertai petir dan angin kencang. Kondisi ini diperkuat oleh pengaruh sejumlah fenomena global yang tengah aktif.
“Saat ini aktivitas MJO, DMI, Southern Oscillation, dan belokan angin cukup kuat, sehingga meningkatkan potensi hujan dan angin di wilayah Kalimantan Tengah,” jelasnya.
BMKG juga mencatat peningkatan kecepatan angin dalam beberapa hari terakhir. Karena itu, masyarakat diminta berhati-hati terutama saat beraktivitas di luar ruangan atau di sekitar pepohonan tinggi.
“Pemangkasan pohon yang rawan tumbang sebaiknya segera dilakukan untuk mencegah risiko kecelakaan,” imbuh Alfa.
Lebih lanjut, BMKG mengingatkan bahwa cuaca ekstrem masih mungkin terjadi hingga awal tahun depan. Warga diharapkan tidak berlindung di bawah pohon saat hujan deras dan segera melaporkan jika menemukan pohon yang berpotensi tumbang.
“Kewaspadaan dan langkah antisipatif perlu ditingkatkan agar tidak terjadi korban jiwa atau kerugian akibat cuaca ekstrem,” pungkasnya. (ri)