Wacana PJU Tenaga Surya di Jalan Kapten Mulyono Ditentang Warga!

<p>Jalan Kapten Mulyono Sampit saat siang hari. Saat malam hari kawasan ini menjadi gelap sehingga Dishub Kotim berencana memasang PJU bertenaga surya di sepanjang jalan tersebut, Rabu (8/10/2025). (Foto : Andri)</p>
Jalan Kapten Mulyono Sampit saat siang hari. Saat malam hari kawasan ini menjadi gelap sehingga Dishub Kotim berencana memasang PJU bertenaga surya di sepanjang jalan tersebut, Rabu (8/10/2025). (Foto : Andri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk memasang Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya di ruas Jalan Kapten Mulyono, Sampit, menuai beragam tanggapan dari warga. Sebagian menilai langkah tersebut berpotensi mubazir karena lampu jenis ini dinilai rawan dicuri dan daya nyalanya tidak sekuat lampu bertenaga listrik.

“Kalau pakai tenaga surya itu biasanya cepat rusak atau dicuri. Di beberapa tempat juga sering tidak menyala terang, apalagi kalau cuacanya mendung terus,” ujar Rahman, warga sekitar Jalan Kapten Mulyono, Rabu (8/10/2025).

Ia menilai, niat pemerintah untuk menghadirkan penerangan di kawasan tersebut memang positif, mengingat jalan itu kerap gelap dan sepi pada malam hari, bahkan rawan aksi kejahatan. Namun, Rahman berharap pemerintah bisa mempertimbangkan penggunaan lampu konvensional bertenaga listrik PLN yang dinilai lebih terang dan tahan lama.

“Kami tentu mendukung penerangan jalan, karena sekarang gelap sekali dan sering ada yang ngebut atau nongkrong di pinggir jalan. Tapi tolong pakai yang awet dan aman, jangan nanti dipasang lalu mati satu per satu,” tambahnya.

Sebelumnya saat masih berstatus Pelaksana Tugas, Kepala Dishub Kotim, Raihansyah, memastikan bahwa rencana pembangunan PJU tenaga surya tersebut sudah masuk dalam usulan program 2026. Pihaknya berencana memasang sekitar 90 hingga 100 titik lampu yang akan membentang dari simpang empat KFC hingga pertigaan Lingkar Selatan.

“Kami hitung kebutuhannya kurang lebih 90 sampai 100 titik. Satu titik PJU tenaga surya yang berkualitas anggarannya sekitar Rp35 juta, sudah termasuk pajak dan biaya lain,” jelas Raihansyah, Senin (22/9/2025) lalu.

Menurutnya, pemilihan sistem tenaga surya bukan tanpa pertimbangan. Selain ramah lingkungan, opsi ini juga dinilai lebih efisien secara anggaran karena tidak menambah beban biaya rutin pembayaran listrik daerah.

“Kalau menggunakan listrik PLN, semakin banyak PJU semakin besar pula biaya bulanannya. Dengan PLTS, kita bisa lebih hemat sekaligus mendukung penggunaan energi terbarukan,” tegasnya.

Raihansyah menambahkan, perencanaan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah menindaklanjuti keluhan warga atas kondisi Jalan Kapten Mulyono yang minim penerangan. Diharapkan, keberadaan PJU tenaga surya nantinya dapat meningkatkan keselamatan dan keamanan pengguna jalan.

“Perencanaan ini bagian dari upaya pemerintah daerah merespons keluhan masyarakat. Kami ingin kawasan ini lebih aman dan nyaman,” katanya.

Kendati masih menuai kritik, warga tetap berharap proyek ini benar-benar terealisasi dengan kualitas baik, agar tidak menjadi sekadar proyek seremonial. Penerangan yang layak di kawasan tersebut dinilai mendesak, demi mengurangi potensi kecelakaan dan tindak kejahatan di malam hari. (ah)