Sekolah Rakyat Jadi Wadah Pembentukan Karakter dan Kemandirian Anak Kurang Mampu

TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan, keberadaan Sekolah Rakyat bukan hanya sebagai lembaga pendidikan alternatif, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan perubahan mental bagi anak-anak dari keluarga pra-sejahtera. Program ini menjadi bagian dari upaya Pemkab mendukung kebijakan nasional Presiden Prabowo Subianto dalam pemerataan akses pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kotim, Muhammad Irfansyah, mengatakan Sekolah Rakyat dirancang agar anak-anak kurang mampu tak hanya mendapat pendidikan formal, tetapi juga dilatih menjadi pribadi yang disiplin dan mandiri.
“Anak-anak ini tidak hanya diajarkan akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan mental. Tujuannya agar mereka siap menghadapi kehidupan dan tidak lagi terjebak dalam lingkaran kemiskinan,” ujar Irfansyah, Selasa (7/10/2025).
Menurutnya, proses pembelajaran di Sekolah Rakyat menggunakan kurikulum merdeka plus dengan sistem yang fleksibel. Pembelajaran dapat dimulai kapan saja sesuai kesiapan siswa dan menggunakan sistem satuan kredit semester (SKS), bukan kenaikan kelas seperti di sekolah umum.
“Sistem SKS ini membuat pembelajaran lebih personal. Penilaian didasarkan pada capaian siswa, bukan waktu belajar. Jadi setiap anak bisa berkembang sesuai potensinya,” jelasnya.
Irfansyah menambahkan, pihaknya juga menyeleksi kepala sekolah yang memiliki jiwa sosial tinggi dan kepedulian terhadap siswa dari keluarga kurang mampu. Sementara tenaga pengajar berasal dari Kementerian Sosial, sedangkan Disdik berperan dalam pengawasan dan pendampingan proses pembelajaran.
“Peran kami adalah memastikan kepala sekolah dan tenaga pendidik benar-benar punya empati dan tanggung jawab sosial. Kami ingin program ini menyentuh anak-anak yang paling membutuhkan,” ujarnya.
Ia mengakui, banyak siswa yang awalnya belum terbiasa dengan disiplin dan aturan. Namun, setelah melalui masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), mulai terlihat perubahan dalam perilaku dan semangat belajar.
“Awalnya mereka masih membawa kebiasaan lama, tapi perlahan mulai terbiasa dengan kedisiplinan. Ini bukti bahwa pendidikan karakter memang efektif jika diterapkan dengan pendekatan yang tepat,” katanya.
Sebagai langkah penguatan, Disdik Kotim juga melakukan studi banding ke Kabupaten Katingan yang lebih dahulu menjalankan program Sekolah Rakyat. Dari sana, pihaknya mempelajari manajemen dan strategi penerapan yang bisa diadaptasi di Kotim.
“Kami belajar dari pengalaman daerah lain agar pelaksanaan di Kotim lebih matang dan berkelanjutan,” jelasnya.
Irfansyah menegaskan, Sekolah Rakyat adalah investasi jangka panjang bagi masa depan generasi muda Kotim. Ia berharap masyarakat turut mendukung agar program ini terus berjalan dan memberi manfaat luas.
“Kami ingin memastikan tidak ada anak di Kotim yang tertinggal karena keterbatasan ekonomi. Sekolah Rakyat adalah bukti nyata bahwa pendidikan adalah hak setiap anak,” pungkasnya. (ri)