Satwa Dilindungi Diamankan BKSDA

TINTABORNEO.COM, Sampit – Niat membersihkan kebun, malah berujung menemukan satwa langka. Itulah yang dialami Kamarudin, warga Desa Serambut, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Ia tak menyangka, anak kucing kecil yang sempat ia bawa pulang ternyata merupakan satwa liar yang dilindungi undang-undang.
Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, menceritakan kronologinya. Saat membersihkan semak belukar di kebun beberapa waktu lalu, Kamarudin melihat seekor anak kucing sendirian di antara rerumputan. Karena merasa kasihan, ia menunggu hingga sore, berharap induk kucing datang. Namun, tak ada tanda-tanda kemunculan induknya.
“Karena tidak ada induknya, kucing itu akhirnya dibawa pulang dan sempat dirawat di rumah,” ujar Muriansyah, Sabtu (12/10/2025).
Beberapa hari kemudian, Kamarudin mulai curiga. Warna bulu dan corak tubuh hewan kecil itu berbeda dari kucing peliharaan biasa. Ia pun mencari informasi dan baru menyadari bahwa hewan tersebut adalah kucing hutan salah satu satwa yang dilindungi berdasarkan undang-undang.
“Setelah tahu jenisnya dilindungi, yang bersangkutan langsung melapor kepada kami,” jelas Muriansyah.
Petugas BKSDA kemudian meminta agar satwa tersebut diantarkan ke Samuda untuk proses penyerahan. Siang tadi, hewan itu dibawa oleh Sulaiman, staf dari PT Rimba Makmur Utama (RMU), dan diserahterimakan secara resmi kepada petugas BKSDA.
“Kami mengapresiasi langkah warga yang peduli terhadap pelestarian satwa liar. Kucing ini akan kami observasi terlebih dahulu sebelum diputuskan untuk dilepasliarkan,” tambahnya.
BKSDA menduga satwa tersebut merupakan anak kucing hutan (Prionailurus bengalensis) yang memang masih banyak dijumpai di kawasan hutan pesisir Pulau Hanaut. Kasus ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat terhadap keberadaan satwa dilindungi yang hidup berdampingan di sekitar pemukiman.
“Langkah seperti yang dilakukan warga Serambut ini patut dicontoh. Semoga makin banyak masyarakat yang ikut menjaga kelestarian satwa liar di Kotim,” tutup Muriansyah. (ah)