RSUD Murjani Sampit Jelaskan Penyebab Turunnya Jumlah Pasien Rawat Jalan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, Yulia Nofiany, menjelaskan bahwa penurunan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap sepanjang 2025 sudah diprediksi sejak pembahasan APBD 2024. Salah satu faktor utama adalah banyaknya dokter spesialis yang keluar dari rumah sakit daerah tersebut.
“Kami sudah memprediksi adanya penurunan karena dokter-dokter kami yang keluar. Tapi memang penurunannya lebih besar dari perkiraan,” ungkap Yulia saat rapat bersama Komisi III DPRD Kotim, Kamis (23/10/2025).
Menurutnya, selain faktor internal, ada juga pengaruh eksternal seperti meningkatnya kualitas pelayanan di puskesmas dan kebijakan BPJS Kesehatan yang mendorong pemerataan layanan kesehatan di tingkat dasar.
“Sekarang dominasi pasien sudah bisa dilayani di puskesmas. Itu bagian dari kebijakan pemerintah agar pelayanan dasar tidak semua menumpuk di rumah sakit. Jadi bukan karena masyarakat tidak percaya, tapi karena layanan di bawah semakin baik,” jelasnya.
Yulia menambahkan, penurunan jumlah pasien tentu berdampak pada pendapatan rumah sakit. Namun pihaknya menegaskan bahwa fokus utama RSUD tetap pada peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kotim, Marudin, mempertanyakan penyebab penurunan tersebut secara signifikan.
“Angka rawat jalan turun cukup tajam pada 2025. Apakah ini karena faktor psikologis masyarakat yang mulai tidak percaya pada layanan rumah sakit? Atau karena kekurangan dokter spesialis sehingga pasien harus menunggu lama untuk berobat?” tanya Marudin.
Berdasarkan data RSUD, jumlah pasien rawat jalan pada 2021 tercatat sebanyak 81 ribu orang, naik menjadi 100 ribu di 2022, lalu meningkat menjadi 133 ribu pada 2023. Tahun 2024 mencapai 141 ribu pasien, namun pada 2025 turun drastis menjadi sekitar 72 ribu. Penurunan juga terjadi pada pasien rawat inap, dari 16 ribu pada 2024 menjadi 11 ribu pada 2025. (ri)