RSUD dr Murjani Terapkan Verifikasi Wajah dan Sidik Jari bagi Peserta BPJS

TINTABORNEO.COM, Sampit – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit mulai menerapkan sistem verifikasi biometrik bagi peserta BPJS Kesehatan. Setiap pasien kini diwajibkan melakukan pemindaian wajah dan sidik jari sebelum mendapatkan pelayanan medis. Kebijakan ini mulai berlaku sejak Rabu (1/10) lalu, sesuai instruksi BPJS Kesehatan pusat.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr Murjani Sampit, dr Anggun Iman Hernawan, mengatakan penerapan sistem baru tersebut masih mengalami beberapa kendala teknis di lapangan, terutama keterbatasan perangkat.
“Saat ini kami baru memiliki dua alat pemindai wajah dan sidik jari yang dipasang di lantai satu. Padahal, sejak 1 Oktober semua pasien wajib dilakukan verifikasi biometrik untuk memastikan keabsahan identitasnya dalam proses pelayanan dan klaim BPJS,” ujar dr Ima , Minggu (5/10/2025).
Ia menjelaskan, perubahan sistem ini berdampak pada alur pendaftaran pasien. Sebelumnya, pasien yang telah melakukan check-in melalui aplikasi Mobile JKN dapat langsung menuju poliklinik. Kini, mereka harus antre lebih dulu untuk menjalani proses pemindaian di lantai satu.
“Karena alatnya hanya dua, terjadi antrean cukup panjang pada pagi hari, antara pukul tujuh sampai sembilan. Semua pasien harus difoto dulu sebelum ke polinya masing-masing,” terangnya.
Menurutnya, jumlah pasien harian yang mencapai lebih dari 300 orang membuat dua perangkat tersebut tidak memadai. RSUD telah mengajukan penambahan alat kepada BPJS Kesehatan agar pelayanan bisa berjalan lebih lancar.
“Idealnya, kami membutuhkan enam alat. Lima di lantai satu dan satu di lantai dua. Sekarang masih kurang empat alat lagi. Mudah-mudahan segera ditambah,” jelasnya.
Selain masalah perangkat, kendala jaringan dan tingkat keberhasilan deteksi wajah juga menjadi tantangan. Dalam beberapa kasus, sistem tidak dapat mengenali wajah pasien sehingga verifikasi dilakukan hanya dengan sidik jari.
“Kendalanya bukan cuma alat, tapi juga jaringan yang kadang tidak stabil. Kadang alat tidak mengenali wajah pasien, jadi hanya fingerprint yang dipakai dan itu tetap bisa diterima,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dengan sistem baru ini pasien diwajibkan hadir secara langsung untuk proses verifikasi. Pengambilan obat juga tidak bisa lagi diwakilkan, kecuali pasien dalam kondisi darurat atau sedang dirawat di ruang gawat darurat.
“Pasien harus datang sendiri. Kalau untuk ambil obat, tidak bisa diwakilkan lagi,” katanya.
RSUD berharap penambahan alat segera terealisasi agar pelayanan kembali normal. “Kemungkinan Senin antrean masih ada, tapi kami harap Selasa sudah mulai lancar kalau alatnya sudah ditambah,” pungkasnya. (ri)