Pemkab Kotim Siapkan Beasiswa Dokter Spesialis, Wajib Mengabdi 15 Tahun

<p>Bupati Kotim Halikinnor didampingi manajemen rumah sakit saat mengunjungi pasien di RS Murjani Sampit, pekan lalu, (Foto : Dok TB)</p>
Bupati Kotim Halikinnor didampingi manajemen rumah sakit saat mengunjungi pasien di RS Murjani Sampit, pekan lalu, (Foto : Dok TB)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai menempuh langkah strategis untuk membangun kemandirian layanan kesehatan daerah dengan menyiapkan program bantuan pendidikan bagi calon dokter spesialis. Langkah ini dinilai sebagai investasi jangka panjang untuk mengakhiri ketergantungan daerah terhadap rumah sakit luar wilayah.

Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, program tersebut akan membiayai penuh pendidikan dokter yang ingin melanjutkan ke jenjang spesialis, dengan kewajiban mengabdi minimal 15 tahun di Kotim setelah lulus.

“Spesialisasinya nanti disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit kita. Semua pembiayaan ditanggung pemerintah daerah, tapi mereka terikat kontrak agar kembali dan mengabdi di sini,” kata Halikinnor, Senin (20/10/2025).

Ia menegaskan, kebijakan ini bukan sekadar bantuan pendidikan, tetapi bagian dari rencana besar membangun kedaulatan pelayanan medis lokal.

“Selama ini banyak pasien yang terpaksa dirujuk keluar karena kita kekurangan spesialis seperti bedah saraf dan jantung. Kalau kebutuhan SDM medis ini terpenuhi, pelayanan kita akan jauh lebih cepat dan efisien,” katanya

Program ini disampaikan
Orang nomor satu di Pemkab Kotim itu saat peringatan HUT ke-41 RSUD dr. Murjani Sampit, rumah sakit terbesar di Kotim yang kini sudah berstatus Akreditasi Paripurna. Meski berprestasi, rumah sakit tersebut masih menghadapi defisit dokter spesialis yang berimbas pada keterbatasan layanan tertentu.

Pemkab menilai situasi itu tidak bisa dibiarkan. Apalagi, sejumlah dokter spesialis yang ada mulai memasuki masa pensiun, sementara rekrutmen baru sulit karena minat tenaga medis untuk bekerja di daerah relatif rendah.

Kita tidak bisa terus bergantung dengan sistem rujukan. Ini soal kemandirian kesehatan daerah. Kalau SDM kita kuat, masyarakat tidak perlu lagi berobat jauh hanya untuk tindakan dasar,” ujar Halikinnor.

Langkah serupa juga akan diperluas ke RS Pratama Samuda dan RS Pratama Parenggean, dua rumah sakit satelit yang menjadi tumpuan pelayanan cepat di wilayah selatan dan utara Kotim.

Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr. Murjani Sampit, dr. Yulia Nofiany, menyambut baik program tersebut dan menyebutnya sebagai terobosan penting untuk memperkuat fondasi tenaga kesehatan daerah.

“Ini kesempatan besar bagi dokter-dokter muda untuk menempuh pendidikan tanpa beban biaya, sekaligus mendapat jaminan tempat kerja setelah lulus. Kami sangat mendukung,” ujarnya.

Dengan adanya program ini, Pemkab Kotim berharap dalam beberapa tahun ke depan bisa menghentikan arus rujukan keluar daerah dan membangun pusat layanan kesehatan yang mandiri dan berkelas di Sampit.

“Syukur-syukur dokter yang kita bantu nanti betah dan menetap di sini. Kita sudah punya master plan pengembangan kesehatan. Setiap tahun akan ada tahapan yang jelas untuk mewujudkan kemandirian pelayanan medis di Kotim,” tandas Halikinnor. (and)