Pemkab Kotim Kembali Ukir Prestasi, Raih Penghargaan Nasional Atas Praktik Baik Pengendalian Stunting

<p>Kadinkes Kotim Umar Kaderi menerima Penghargaan Praktik Baik Pengendalian Stunting dari ADINKES yang diserahkan oleh Wamendagri Bima Arya, baru-baru tadi. (Foto : Ist)</p>
Kadinkes Kotim Umar Kaderi menerima Penghargaan Praktik Baik Pengendalian Stunting dari ADINKES yang diserahkan oleh Wamendagri Bima Arya, baru-baru tadi. (Foto : Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Upaya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam menekan angka stunting kembali membuahkan hasil. Daerah ini sukses meraih penghargaan nasional dari Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) atas praktik baik dalam pengendalian stunting.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, kepada Kepala Dinas Kesehatan Kotim, Umar Kaderi, dalam kegiatan Pelatihan dan Lokakarya Nasional (Pentaloka) Adinkes di Solo, Jawa Tengah, yang digelar pada 21–24 Oktober 2025.

“Penghargaan ini menjadi bukti nyata sinergi seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting di Kotim. Ini bukan hanya kerja Dinas Kesehatan, tapi juga kolaborasi lintas sektor, swasta, dan masyarakat,” ujar Umar Kaderi, Kamis (23/10/2025).

Pemkab Kotim dinilai berhasil menjalankan berbagai program intervensi yang berdampak langsung terhadap pencegahan stunting.
Mulai dari edukasi gizi bagi masyarakat, pemantauan tumbuh kembang anak, hingga peningkatan layanan dasar bagi ibu hamil dan balita.

Salah satu terobosan terbaru yakni Aplikasi Silaras (Sistem Laporan Raport Dapur Sehat Atasi Stunting) yang diluncurkan pada Juni 2025 lalu. Aplikasi ini menjadi alat pemantau data dan pelaporan kegiatan gizi di tingkat desa, sebagai strategi percepatan penurunan stunting di wilayah setempat.

“Dengan sistem ini, data dan laporan kegiatan bisa dipantau secara real time. Jadi intervensi bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” jelas Umar.

Raihan kali ini menambah panjang daftar prestasi Kotim dalam bidang kesehatan, khususnya pengendalian stunting. Tahun 2022, Pemkab Kotim mendapat penghargaan penilaian kinerja 8 aksi konvergensi dari BKKBN. Tahun 2023, Kotim dinobatkan sebagai daerah terbaik penanganan stunting di Provinsi Kalimantan Tengah. Tahun 2024, Bupati Halikinnor menerima penghargaan sebagai daerah Tereplikatif Intervensi Serentak Penurunan Stunting (ISPS) dari BKKBN.

Kini, di tahun 2025, penghargaan dari Adinkes kembali mengukuhkan komitmen Kotim dalam mengawal program nasional penurunan stunting.

Meski terus menorehkan prestasi, Pemkab Kotim tak menutup mata bahwa tantangan masih besar. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, pada akhir 2024 terdapat 2.543 balita atau 19,61 persen dari total 12.966 balita yang terindikasi stunting.

“Capaian ini memotivasi kami untuk terus memperkuat kolaborasi lintas sektor agar angka stunting bisa terus turun setiap tahunnya,” tegas Umar.

Dalam kesempatan yang sama, Bima Arya menegaskan pentingnya peran Dinas Kesehatan dalam mendukung berbagai program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), penanganan TBC, hingga pengendalian tembakau.

Menurutnya, program seperti MBG bukan hanya berdampak pada kesehatan anak, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi yang lebih sehat di masyarakat.

“Makan bergizi tidak hanya soal kesehatan anak-anak, tapi juga bagian dari membangun ekosistem ekonomi yang menyehatkan warga,” ujarnya. (dk)