PAD Sektor Pariwisata Kotim Dinilai Belum Optimal

<p>Rapat kerja Komisi III bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kotim, Senin (20/10/2025). (Foto: Apri)</p>
Rapat kerja Komisi III bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kotim, Senin (20/10/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dari sektor pariwisata dinilai belum menunjukkan hasil maksimal. DPRD Kotim meminta pemerintah daerah melakukan langkah konkret agar potensi wisata yang dimiliki dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah.

Sekretaris Komisi III DPRD Kotim, Langkap, mengatakan capaian PAD dari retribusi wisata hingga saat ini masih tergolong rendah. Padahal, Kotim memiliki berbagai destinasi unggulan yang berpotensi besar mendatangkan wisatawan dan meningkatkan pendapatan daerah.

“Belum ada peningkatan PAD yang signifikan dari sektor pariwisata karena pemerintah daerah belum mampu menyiapkan objek wisata yang benar-benar menarik minat pengunjung,” ujar Langkap saat rapat kerja bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kotim, Senin (20/10/2025).

Menurutnya, Pemkab Kotim perlu melakukan terobosan dalam mengelola sektor wisata agar tidak sekadar mengandalkan potensi alam dan budaya yang ada. Pengelolaan yang kreatif dan terintegrasi dinilai mampu meningkatkan daya tarik wisata sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

“Pemkab seharusnya bisa memanfaatkan potensi wisata yang ada seperti Pantai Ujung Pandaran, Patung Jelawat, wisata susur Sungai Mentaya, Nur Mentaya, dan destinasi minat khusus lainnya,” ujarnya.

Selain itu, Langkap juga mendorong pemerintah daerah untuk memberdayakan kalangan muda dalam pengembangan ekonomi kreatif yang mendukung sektor pariwisata.

“Kita harus memberi ruang bagi anak muda untuk berkreasi. Pengembangan ekonomi kreatif bisa menjadi bagian penting dalam membangun daya tarik wisata dan menambah sumber PAD,” jelasnya.

Ia berharap ke depan pemerintah daerah bersama Dinas Pariwisata dapat menyusun strategi yang lebih inovatif dan berbasis potensi lokal, agar sektor pariwisata benar-benar menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah. (ri)