Momentum HUT ke-41, RSUD dr Murjani Sampit Tampilkan Inovasi dan Komitmen Pelayanan

<p>Suasana peringatan HUT ke-41 RSUD dr Murjani Sampit yang dihadiri Bupati Kotim Halikinnor, Kamis (16/10/2025). (Foto: Apri)</p>
Suasana peringatan HUT ke-41 RSUD dr Murjani Sampit yang dihadiri Bupati Kotim Halikinnor, Kamis (16/10/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-41 pada Kamis (16/10/2025). Acara ini menjadi momentum refleksi sekaligus komitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany, menyampaikan bahwa rumah sakit yang berdiri sejak 12 Oktober 1984 itu kini terus berbenah melalui berbagai inovasi. Salah satu inovasi terbaru yaitu Sistem informasi bagian umum dan Diklat (Sibulat) adalah digitalisasi arsip kepegawaian yang mencakup 826 staf.

“Semua data kepegawaian kini sudah terdigitalisasi. Ini mempercepat akurasi dan transparansi dalam pengelolaan informasi pegawai,” ungkapnya.

Kemudian ada SIRI (Sistem Informasi Remunerasi Indeks), penilaian pegawai dihitung dengan indeks.

“Indeks itu kita digitalisasikan untuk akuntabilitas dan transparansi kepada semua staf,” ujarnya.

Ia menambahkan, RSUD juga menerapkan layanan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2024. 

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya kami dalam menghadirkan layanan kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat,” ucapnya. 

Bupati Kotim, Halikinnor yang hadir dalam kegiatan memberikan apresiasi atas dedikasi seluruh tenaga kesehatan RSUD dr Murjani. Ia menilai rumah sakit ini telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam pelayanan dan inovasi.

“RSUD dr Murjani merupakan rumah sakit pertama di Kalimantan Tengah yang menerapkan fasilitas KRIS. Ini bukti nyata komitmen peningkatan mutu dan keselamatan pasien,” ujar Halikinnor.

Ia juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap tantangan dunia kesehatan modern yang semakin kompleks. “Di era digital, segala informasi bisa menyebar cepat, termasuk berita negatif. Karena itu, RSUD harus terus berbenah dengan keterbukaan, profesionalisme, dan semangat pelayanan tanpa pamrih,” ujarnya.

Lebih lanjut, Halikinnor mengajak seluruh civitas hospitalia RSUD dr Murjani untuk bersiap menghadapi proses reakreditasi pada tahun 2026. 

“Reakreditasi bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan komitmen untuk terus meningkatkan mutu layanan secara berkelanjutan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti sejumlah inovasi rumah sakit seperti Sistem Informasi Bagian Umum (SIBULAT), Sistem Informasi Remunerasi (SIRI), serta penghargaan bagi para inovator internal. Menurutnya, langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari transformasi digital dan peningkatan kepuasan pasien.

“Semoga semangat inovasi ini terus hidup dan memberikan dampak nyata bagi pelayanan kesehatan di masa depan,” tutup Halikinnor. (ri)