Lima Dokter Spesialis Off, RSUD dr Murjani Alami Penurunan Kunjungan Pasien

<p>Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany. (Foto: Apri)</p>
Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany. (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit mengalami penurunan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap sepanjang tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pelayanan rumah sakit.

Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Yulia Nofiany, mengatakan penurunan kunjungan salah satunya terjadi karena lima dokter spesialis tidak aktif pada tahun ini. Beberapa poli bahkan sempat tutup sementara karena dokter bersangkutan menjalani pelatihan, mutasi, hingga meninggal dunia.

“Di tahun ini ada lima dokter kami yang off. Ada dokter yang meninggal, dokter spesialis jiwa dan onkologi mutasi, serta dua dokter spesialis saraf dan jantung yang sedang fellowship intervensi untuk memenuhi syarat layanan cath lab,” jelasnya, Minggu (25/10/2025).

Menurutnya, tidak beroperasinya sejumlah poli berdampak langsung terhadap penurunan jumlah pasien dan pendapatan rumah sakit. “Jumlah kunjungan menurun otomatis pendapatan juga ikut menurun,” katanya.

Selain faktor internal, Yulia menjelaskan penurunan kunjungan juga dipengaruhi faktor eksternal seperti optimalnya program rujuk balik dan meningkatnya pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pasien yang dirujuk ke rumah sakit kini lebih selektif dan hanya untuk kasus-kasus spesialistik.

“Program rujuk balik berjalan baik, screening di FKTP juga bagus. Jadi yang datang ke rumah sakit benar-benar pasien dengan kondisi khusus,” terangnya.

Selain itu, pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) juga kini lebih fokus menangani pasien gawat darurat. 

“Pasien-pasien ringan sudah bisa ditangani di puskesmas, sementara RSUD dr Murjani hanya menangani kasus emergensi,” ujarnya.

Yulia menambahkan, poli mata juga sempat mengalami penurunan kunjungan karena dokter mata menjalani prajabatan CPNS selama tiga bulan, sehingga pelayanan sempat tutup sementara. 

“Sekarang sudah kembali beroperasi karena dokter sudah menyelesaikan prajabatan,” tambahnya.

Meski menghadapi kendala, pihak rumah sakit tetap optimistis situasi akan membaik pada 2026. Dua dokter spesialis yang sedang fellowship akan kembali bertugas dan memperkuat layanan cath lab.

“Tahun depan dua dokter tersebut kembali dengan tambahan kompetensi. Kami menargetkan layanan cath lab sudah bisa dioperasikan pada semester dua tahun 2026,” kata Yulia.

RSUD dr Murjani juga telah menjalin komunikasi dengan Universitas Airlangga (Unair) untuk penempatan residen mata. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas layanan mata di rumah sakit tersebut.

Sampai September 2025, realisasi pendapatan rumah sakit mencapai 74 persen. Yulia optimistis target pendapatan tahun ini bisa tercapai. 

“Masih ada tiga bulan tersisa dan kami yakin target bisa terpenuhi,” pungkasnya. (ri)