Keterbatasan Fasilitas RSUD Murjani, Dewan Dorong Pembangunan Rumah Singgah di Palangka Raya

<p>Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Riskon Fabiansyah. (Foto: Ist) </p>
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Riskon Fabiansyah. (Foto: Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Riskon Fabiansyah, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim untuk membangun rumah singgah di Kota Palangka Raya. Langkah ini dinilai penting guna membantu warga yang menjalani pengobatan rujukan, khususnya pasien cuci darah.

Menurut Riskon, banyak pasien asal Kotim yang harus menjalani hemodialisis di Palangka Raya karena keterbatasan fasilitas alat cuci darah di RSUD dr. Murjani Sampit. Akibatnya, sebagian pasien dan keluarga mereka harus menanggung biaya tambahan untuk transportasi dan tempat tinggal selama menjalani perawatan rutin.

“Banyak warga kita yang harus bolak-balik ke Palangka Raya untuk cuci darah karena alat di RSUD Murjani tidak bisa menampung semua pasien. Kondisi ini tentu memberatkan, terutama bagi mereka yang kurang mampu,” ujar Riskon, Minggu (19/10/2025).

Ia mengungkapkan, dalam beberapa kunjungan lapangan, pihaknya menemukan fakta bahwa ada keluarga pasien yang bahkan harus meminta-minta di jalan demi bertahan hidup selama masa pengobatan. Situasi ini menurutnya sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah.

“Bahkan ada yang sampai meminta-minta di Palangka Raya karena kehabisan biaya untuk makan dan tempat tinggal. Padahal mereka harus menjalani cuci darah secara rutin dan tidak boleh terlambat, karena ini menyangkut nyawa,” tambahnya.

Riskon menilai, pembangunan rumah singgah akan menjadi solusi konkret untuk meringankan beban ekonomi pasien dan keluarga. Fasilitas tersebut bisa digunakan sementara selama mereka menjalani pengobatan, tanpa harus memikirkan biaya tambahan untuk penginapan.

“Keberadaan rumah singgah sangat dibutuhkan agar pasien dan keluarganya punya tempat beristirahat yang layak. Paling tidak bisa mengurangi beban mereka selama berobat,” tegasnya.

Ia juga berharap pemerintah daerah dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan pihak rumah sakit rujukan di Palangka Raya untuk merealisasikan program tersebut.

“Kami di Komisi III siap mendukung dari sisi kebijakan dan anggaran bila program ini benar-benar diprioritaskan untuk kepentingan masyarakat,” ucapnya.

Dengan adanya rumah singgah, Dirinya berharap tidak ada lagi warga Kotim yang harus berjuang sendirian di kota lain hanya untuk mendapat layanan kesehatan. 

“Harapan kami, tidak ada lagi warga yang kesulitan selama berobat. Pemerintah harus hadir untuk memastikan mereka mendapatkan perhatian dan bantuan,” pungkasnya. (ri)