Kapal Polisi XVIII-2006 Jadi Perpustakaan Terapung di Sungai Mentaya
TINTABORNEO.COM, Sampit – Di tengah riuhnya aktivitas sungai dan deburan air yang beradu dengan lambung kapal, tampak sekelompok anak-anak pesisir Sungai Mentaya duduk rapi di atas geladak Kapal Polisi XVIII-2006. Mereka menunduk khusyuk, tenggelam dalam halaman-halaman buku cerita, dongeng, dan majalah anak-anak.
Inilah wajah lain dari Ditpolairud Polda Kalimantan Tengah. Melalui program Perpustakaan Terapung Melek Huruf, kapal patroli yang biasanya digunakan untuk menjaga keamanan perairan kini bertransformasi menjadi ruang belajar bagi anak-anak di tepian sungai.
Kapal Polisi XVIII-2006 yang tengah berpatroli di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya menyediakan beragam koleksi bacaan. Dari buku bergambar, cerita rakyat, hingga kisah petualangan anak-anak. Setiap kali kapal sandar, anak-anak dari desa sekitar datang dengan antusias untuk membaca dan meminjam buku.
Direktur Polairud Polda Kalteng, Kombes Pol Dony Eka Putra, mewakili Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata kepedulian Polri terhadap peningkatan literasi anak-anak di wilayah perairan.
“Melalui kapal baca ini, kami ingin ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama bagi anak-anak di daerah pesisir yang sulit dijangkau fasilitas pendidikan,” ujarnya.
Komandan Kapal Polisi XVIII-2006, Aipda Choirul Mahfud, menambahkan, setiap hari selalu ada anak-anak yang datang. Beberapa di antaranya bahkan sudah menjadi pengunjung tetap.
“Mereka rajin meminjam buku karena penasaran ingin tahu kelanjutan cerita yang belum selesai dibaca,” kata Choirul.
Dengan perpustakaan terapung ini, Ditpolairud Polda Kalteng bukan hanya menjaga keamanan perairan, tetapi juga menjaga masa depan anak-anak pesisir Mentaya melalui bacaan. (li)