Hobi Nongkrong Bikin Harga Naik, Sampit Catat Inflasi 2,76 Persen

<p>Suasana di salah satu kafe di Sampit, penuh dengan warga yang nongkrong, Kamis (2/10/2025). (Foto : Rafi)</p>
Suasana di salah satu kafe di Sampit, penuh dengan warga yang nongkrong, Kamis (2/10/2025). (Foto : Rafi)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Sampit pada September 2025 mencapai 2,76 persen. Kenaikan harga ini paling besar dipicu oleh kebiasaan masyarakat makan di luar rumah, baik di warung, kafe, maupun restoran.

Kepala BPS Kotim, Eddy Surahman, menyebutkan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik 3,75 persen, sedangkan biaya makan di warung atau restoran melonjak hingga 5,04 persen.

“Makan di luar rumah kini jadi penyumbang terbesar inflasi di Sampit,” ujarnya, Kamis (2/10/2025) 

Tak hanya itu, biaya perawatan pribadi seperti jasa cukur atau salon juga naik cukup tinggi, mencapai 9,04 persen. Kenaikan harga juga terlihat pada bidang kesehatan, rekreasi dan budaya, serta pendidikan.

Meski begitu, ada juga harga yang turun seperti ongkos transportasi (turun 0,13 persen) dan biaya komunikasi serta jasa keuangan (turun 0,02 persen).

Secara bulanan, inflasi Sampit pada September 2025 tercatat 0,47 persen, sedangkan sejak awal tahun sudah mencapai 2,03 persen.

Menurut BPS, angka inflasi ini sebenarnya masih terkendali. Namun, masyarakat diminta lebih bijak dalam mengatur pengeluaran, terutama untuk kebutuhan sehari-hari dan kebiasaan jajan atau nongkrong yang makin menguras kantong.

“Kalau tidak dikendalikan, gaya hidup nongkrong bisa makin menekan dompet warga, apalagi saat harga makanan naik,” imbuh Eddy. (ah)