Hama Ulat Pasak Ancam Petani Padi, Pemerintah Diminta Beri Penyuluhan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Petani di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kini dihantui serangan hama ulat pasak. Tanaman padi yang terserang tampak mengering dan memutih, menimbulkan kekhawatiran hasil panen bakal merosot tajam.
Anggota DPRD Kotim dari Dapil III, Zainuddin, mengungkap kondisi tersebut usai melakukan kunjungan lapangan. Menurutnya, sebagian sawah warga memang sudah dipanen, namun sebagian lainnya masih rentan gagal panen akibat serangan hama.
“Ketika saya turun ke sana, saya melihat banyak pohon padi yang putih-putih akibat ulat pasak. Kalau tidak cepat ditangani, jelas akan berdampak pada hasil gabah yang diperoleh petani,” kata Zainuddin, Sabtu (11/10/2025).
Ia menilai serangan hama tidak boleh dianggap sepele. Karena itu, ia meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) lebih aktif turun ke lapangan untuk memberi penyuluhan dan pendampingan sejak awal musim tanam.
“Penyuluhan ini penting supaya petani paham penyakit tanaman sejak dini, dan tahu obat apa yang bisa dipakai mencegah hama menyerang padi mereka,” ujarnya.
Lebih lanjut, Zainuddin menegaskan bahwa motivasi dan dukungan kepada petani juga tidak kalah penting. Apalagi Desa Lampuyang dikenal sebagai salah satu lumbung padi Kotim yang mampu panen tiga kali dalam setahun.
“Alhamdulillah Lampuyang sudah bisa panen tiga kali dalam setahun. Itu prestasi yang harus dijaga. Maka pendampingan, penyuluhan, hingga bantuan pupuk dan obat-obatan harus rutin diberikan,” tegasnya.
Tak hanya soal hama, ia juga menyoroti infrastruktur penunjang pertanian seperti jalan usaha tani dan drainase yang kondisinya belum memadai. Hal ini dinilainya penting agar aktivitas petani lebih lancar dan hasil panen bisa maksimal.
“Jalan dan drainase harus dibenahi, karena petani adalah ujung tombak dalam menjaga ketahanan pangan kita,” pungkasnya. (ri)