Guru SMP Didorong Ciptakan Media Pembelajaran Interaktif

<p>Pelatihan pembuatan media pembelajaran SMP tahun 2025, di Aquarius Boutique Hotel Sampit, Sabtu (11/10/2025). (Foto: Apri) </p>
Pelatihan pembuatan media pembelajaran SMP tahun 2025, di Aquarius Boutique Hotel Sampit, Sabtu (11/10/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Sebanyak 117 sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengikuti pelatihan pembuatan media pembelajaran inovatif yang digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim, di Aquarius Boutique Hotel Sampit, Sabtu (11/10/2025). Setiap sekolah mengirimkan dua perwakilan guru, terdiri atas guru TIK dan guru mata pelajaran.

Pelatihan yang berlangsung selama satu hari penuh itu bertujuan meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan media pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kotim, I Gede Sukadana, yang menekankan pentingnya adaptasi guru terhadap perkembangan zaman dan teknologi pendidikan.

“Seiring berjalannya waktu, guru harus berinovasi. Media pembelajaran yang kreatif dan menarik akan membuat siswa semakin betah belajar di kelas,” ujar Sukadana.

Ia menjelaskan, pelatihan kali ini menghadirkan empat narasumber yang memberikan materi sekaligus praktik langsung pembuatan media pembelajaran. Melalui pelatihan tersebut, para guru diharapkan mampu mengembangkan metode ajar yang lebih interaktif dan sesuai dengan karakter siswa masa kini.

“Anak-anak sekarang sebenarnya punya minat besar terhadap media pembelajaran. Mereka lebih mudah memahami pelajaran jika disampaikan lewat media yang menarik, bukan hanya ceramah,” jelasnya.

Menurut Sukadana, penggunaan media pembelajaran yang tepat tidak hanya membantu siswa memahami materi dengan cepat, tetapi juga membuat pengetahuan lebih melekat. 

“Kalau disampaikan hanya lewat penjelasan, siswa mungkin mudah lupa. Tapi kalau disertai media visual atau interaktif, mereka bisa mengingatnya bertahun-tahun,” tambahnya.

Ia berharap, para guru peserta dapat menularkan ilmu yang diperoleh kepada rekan-rekan sejawat di sekolah masing-masing. Dengan begitu, pola pembelajaran di SMP di Kotim bisa lebih modern dan menyenangkan.

“Harapan kami, guru ke depan tidak lagi hanya berdiri di depan kelas memberi ceramah, tapi sudah mampu menciptakan modifikasi pembelajaran yang interaktif. Dengan begitu, suasana belajar akan lebih hidup dan efektif,” pungkasnya. (ri)