Gelombang 2,5 Meter Ancam Pelayaran di Teluk Sampit

<p>Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, saat kondisi cuaca normal. (Dok. Andri)</p>
Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, saat kondisi cuaca normal. (Dok. Andri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit  – Cuaca laut di perairan selatan Kalimantan Tengah sedang tidak bersahabat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Iskandar Pangkalan Bun mengeluarkan peringatan dini maritim.

Berdasarkan prakiraan cuaca yang berlaku mulai Minggu (12/10) hingga Selasa (14/10/2025), tinggi gelombang di Teluk Sampit diperkirakan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter dengan kecepatan angin mencapai 21 knot atau sekitar 39 kilometer per jam.

“Kondisi ini berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran, terutama kapal nelayan, tongkang, dan kapal kecil,” tulis BMKG dalam rilis resminya.

Angin bertiup dari arah selatan hingga barat daya, membawa serta potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat menurunkan jarak pandang di laut. Kondisi serupa juga terpantau di perairan Kuala Pembuang, dengan tinggi gelombang antara 0,5 hingga 1,25 meter.

Meski lebih rendah, BMKG tetap mengingatkan agar masyarakat pesisir tidak lengah terhadap perubahan cuaca mendadak.

Suhu permukaan laut di wilayah Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur tercatat cukup hangat, yakni 30–32 derajat Celsius, dengan arus laut dominan ke arah selatan dan barat daya.

Pola ini berpotensi memperkuat pembentukan awan hujan di sekitar perairan Teluk Sampit dan sekitarnya.

Berdasarkan grafik pasang surut yang dirilis PUSHIDROS TNI AL, puncak pasang air laut diperkirakan terjadi pada malam hari sekitar pukul 21.00–23.00 WIB, yang dapat memperbesar risiko banjir rob di wilayah pesisir.BMKG menegaskan agar keselamatan pelayaran menjadi prioritas utama.

Hindari berlayar jika gelombang melebihi dua meter. Kondisi cuaca laut masih fluktuatif dan dapat berubah cepat,” tulis BMKG.

Sebagaimana diketahui, peringatan ini datang hanya berselang beberapa hari setelah peristiwa tenggelamnya kapal Tugboat Datine 138 di perairan Teluk Sampit.

Dua anak buah kapal ditemukan meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam pencarian. Kondisi cuaca ekstrem ini memperkuat imbauan agar seluruh pelaku aktivitas maritim, khususnya nelayan dan operator kapal kecil, lebih berhati-hati dan aktif memantau perkembangan informasi cuaca terbaru dari BMKG.  (ah)