Dorong Seluruh Mesin Cuci Darah di RSUD Murjani Beroperasi

<p>Komisi III DPRD Kotim saat rapat pembahasan APBD 2026, pada Kamis (23/10/2025). (Foto: Apri)</p>
Komisi III DPRD Kotim saat rapat pembahasan APBD 2026, pada Kamis (23/10/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Marudin, menyoroti keterbatasan layanan cuci darah atau hemodialisis (HD) di RSUD dr Murjani Sampit. Dari total 21 unit mesin yang tersedia, hanya sekitar 12 unit yang saat ini beroperasi.

Marudin meminta agar pihak rumah sakit segera memastikan seluruh mesin dapat difungsikan agar tidak terjadi antrean panjang pasien. 

“Dari laporan sebelumnya hanya sekitar 50 persen mesin yang beroperasi. Bagaimana kelanjutannya agar semua bisa difungsikan?” ujarnya, Jumat (24/10/2025).

Ia menambahkan, banyak keluhan masyarakat bermunculan di media sosial terkait antrean layanan cuci darah. Bahkan dirinya kerap ditandai dalam unggahan warganet yang menyampaikan keluhan tersebut.

“Harus ada langkah serius agar tidak ada lagi antrean panjang. Jangan sampai muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap layanan rumah sakit daerah,” tegasnya.

Legislator ini berharap peningkatan layanan kesehatan, khususnya di RSUD dr Murjani, menjadi prioritas utama dalam penggunaan anggaran tahun depan. 

Plt Direktur RSUD dr Murjani Sampit, Yulia Nofiany, menargetkan seluruh mesin hemodialisis (HD) atau cuci darah dapat beroperasi pada tahun 2026. Dari 21 unit mesin yang tersedia, saat ini baru 12 unit yang aktif digunakan.

Ia menjelaskan mendala utama yang dihadapi bukan pada ketersediaan alat, melainkan pada sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan sertifikasi untuk mengoperasikan mesin HD. 

“Pelatihan dilakukan secara nasional dan kuotanya terbatas. Jadi memang butuh waktu agar semua tenaga bisa tersertifikasi,” jelasnya.

Yulia mengungkapkan, saat ini antrean pasien HD di RSUD dr Murjani mencapai 356 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian berasal dari luar daerah seperti Seruyan dan Katingan.

“Kami tidak membedakan asal pasien, semua diperlakukan sama sesuai indikasi medis HD,” ujarnya.

Ia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas pelayanan agar pasien tidak lagi menunggu terlalu lama untuk mendapatkan layanan cuci darah. (ri)