Bulan Raksasa Muncul di Sampit, BMKG Peringatkan Potensi Pasang Tinggi

<p>Bulan mulai meninggi setelah sebelumnya tampil besar sekitar pukul 18.00, atau biasa disebut Supermoon, Selasa (7/10/2025). (Ist)</p>
Bulan mulai meninggi setelah sebelumnya tampil besar sekitar pukul 18.00, atau biasa disebut Supermoon, Selasa (7/10/2025). (Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, SAMPIT – Fenomena Supermoon menghiasi langit Sampit pada Selasa (7/10/2025). Bulan tampak jauh lebih besar dan terang dari biasanya, membuat banyak warga terpukau oleh keindahannya.

Langit yang cerah sejak pukul 18.00 WIB membuat pemandangan semakin sempurna. Warga pun tak ingin melewatkan momen langka tersebut.

“Jarang-jarang bisa lihat bulan sebesar ini. Indah sekali,” ujar Roni, warga Baamang, sambil memotret langit malam dengan ponselnya.

Namun, di balik pesona Supermoon, BMKG mengingatkan adanya potensi pasang air laut tinggi atau banjir rob, terutama di wilayah pesisir. Fenomena ini terjadi karena posisi bulan sedang berada paling dekat dengan Bumi, sehingga gaya gravitasinya lebih kuat dan memengaruhi pasang surut air laut.

Meski Sampit bukan wilayah pesisir laut langsung, warga yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya tetap diminta waspada. Potensi luapan air sungai bisa meningkat jika fenomena pasang tinggi ini bersamaan dengan hujan deras yang sering terjadi belakangan.

Warga di kawasan pesisir selatan dan bantaran sungai di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta meningkatkan kewaspadaan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mengingatkan adanya potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi pada 7 Oktober 2025, bertepatan dengan fenomena bulan purnama.

Diberitakan selumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, mengatakan potensi banjir rob ini perlu diantisipasi sejak dini, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah pesisir seperti Desa Ujung Pandaran dan kawasan bantaran Sungai Mentaya.

“Kami imbau masyarakat di wilayah pesisir dan bantaran sungai untuk siaga. Berdasarkan informasi BMKG, puncak pasang air laut bisa terjadi pada tanggal 7 Oktober. Harapannya tidak bersamaan dengan hujan di darat,” ujar Multazam.

Peringatan ini dikeluarkan menindaklanjuti laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan adanya fenomena Fase Perigee, yaitu jarak terdekat bulan ke bumi yang bertepatan dengan bulan purnama. Kondisi ini dapat memicu pasang air laut lebih tinggi dari biasanya dan berdampak pada kawasan pesisir.

Kalimantan Tengah termasuk dalam 17 wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak banjir rob akibat fenomena tersebut. Multazam menegaskan, masyarakat perlu lebih waspada terutama terhadap dampak langsung seperti genangan air di permukiman nelayan, gangguan aktivitas pelabuhan, hingga terganggunya kegiatan perikanan.

“Kami minta masyarakat jangan panik, tapi tetap waspada. Kalau ada tanda-tanda air laut mulai naik lebih cepat atau tinggi dari biasanya, segera amankan barang-barang penting dan utamakan keselamatan,” pesannya. (ah)