Buaya Naik ke Sungai Kecil di Kotim, BKSDA: Dampak Pengerukan Sungai

<p>Buaya berenang menyusuri sungai kecil di Desa Samuda Kecil, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Sabtu (4/10/2025). (Ist)</p>
Buaya berenang menyusuri sungai kecil di Desa Samuda Kecil, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Sabtu (4/10/2025). (Ist)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Kemunculan buaya besar Desa Samuda Kecil, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membuat heboh warga Sabtu (4/10/2025). Buaya diyakini naik ke sungai-sungai kecil akibat pengerukan.

Kejadian tersebut pun sempat membuat warga panik karena lokasi kemunculan buaya sangat dekat dengan permukiman dan kandang ternak.

Syawal, salah seorang warga, menjadi saksi langsung kemunculan buaya tersebut. Ia menyebut buaya itu muncul dari arah sungai besar dan melintas di perairan kecil yang selama ini sering digunakan warga untuk beraktivitas.

” Ukurannya lumayan besar, mungkin  lebih dari dua meter. Kami melihatnya berenang di sungai,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Kemunculan buaya itu pun langsung viral setelah foto dan videonya tersebar di media sosial. Banyak warga yang penasaran dan datang ke tepi sungai untuk memastikan kebenarannya.

Menanggapi hal itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, Muriansyah, menegaskan bahwa kemunculan buaya di kawasan tersebut merupakan dampak dari aktivitas pengerukan dan pembersihan alur sungai.

“Setelah dilakukan pembersihan alur sungai untuk mengatasi banjir, buaya menjadi lebih mudah naik ke sungai-sungai kecil untuk mencari makanan,” kata Muriansyah, Sabtu (4/10).

Menurutnya, perubahan kondisi perairan akibat pengerukan membuat buaya berpindah jalur pergerakan. Selain itu, ketersediaan makanan di alur sungai utama yang terganggu juga bisa mendorong buaya mencari mangsa di perairan yang lebih dangkal.

Muriansyah mengingatkan masyarakat agar tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan. Ia mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di sungai pada waktu senja hingga malam hari, serta tidak membuang sisa pembersihan ikan atau bangkai ke sungai karena dapat menarik perhatian buaya.

“Selain itu, jangan menempatkan kandang ternak di dekat sungai. Bau hewan bisa menarik buaya untuk mendekat,” ujarnya.

Ia menambahkan, kawasan selatan Kotim seperti Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, dan Teluk Sampit memang merupakan habitat alami buaya muara. Karena itu, kemunculan satwa tersebut bukan hal baru, namun perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan korban.

“Buaya di wilayah selatan ini memang banyak karena habitatnya di sana. Kami harap masyarakat bisa lebih berhati-hati dan segera melapor jika melihat buaya mendekat ke pemukiman,” tutupnya. (ah)