BMKG: Panas Terik di Sampit Masih Akan Terjadi hingga Akhir Oktober

<p>Cuaca panas di Sampit, Rabu (15/10/2025). (Foto: Apri)</p>
Cuaca panas di Sampit, Rabu (15/10/2025). (Foto: Apri)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Warga Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), belakangan ini mengeluhkan suhu udara yang terasa menyengat. Sejak beberapa hari terakhir, cuaca panas di siang hari terasa lebih ekstrem dari biasanya hingga membuat aktivitas luar ruangan menjadi tidak nyaman.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kotim menjelaskan, kondisi tersebut merupakan bagian dari masa peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Pada periode ini, suhu udara memang cenderung naik, diikuti dengan potensi hujan deras yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

Prakirawan BMKG Kotim, Suci Priatin Ningsih, menyebut bahwa perubahan pola angin dan tingkat kelembapan menjadi penyebab utama meningkatnya suhu udara. 

“Suhu panas yang terjadi sekarang merupakan bagian dari proses peralihan musim. Dalam periode ini, cuaca bisa berubah cepat. kadang panas terik, tapi bisa juga disertai hujan lebat dan angin kencang,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).

Ia mengatakan, meski pada siang hari udara terasa sangat panas, kondisi atmosfer yang labil justru bisa menjadi pertanda hujan lebat akan turun. 

“Biasanya sebelum hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat, udara terasa sangat panas dan gerah. Itu tanda atmosfer sedang tidak stabil,” jelasnya.

Fenomena ini, kata Suci, juga menjadi penyebab beberapa wilayah di Kotim mengalami banjir lokal akibat curah hujan yang tinggi. 

“Selain panas terik, hujan deras disertai petir juga masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah. Inilah ciri khas masa transisi dari kemarau ke penghujan,” ungkapnya.

BMKG memantau suhu udara di wilayah Kotim masih berada pada kisaran 33–35 derajat Celsius. Meski tergolong stabil, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena bisa berdampak pada kesehatan. Masyarakat diimbau untuk membatasi aktivitas di luar ruangan pada siang hari dan menjaga asupan cairan tubuh.

“Kondisi seperti ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Oktober. Kami mengimbau warga agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, baik panas terik maupun hujan deras disertai petir,” pungkasnya. (ri)