BAZNAS Kotim Gandeng BLK Latih Santri Jadi Wirausaha Muda

TINTABORNEO.COM, Sampit – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2025, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Kotawaringin Timur menjalin kerja sama strategis dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kotim. Kolaborasi ini diwujudkan melalui program Santripreneur BAZNAS, yang resmi dimulai Selasa (7/10/2025).
Program pelatihan ini merupakan langkah nyata dalam mendorong kemandirian ekonomi umat, khususnya di kalangan santri. Kepala BAZNAS Kotim, Sutimin, mengatakan bahwa kerja sama ini menjadi bentuk sinergi lintas lembaga untuk menghadirkan pelatihan yang berkelanjutan dan berdampak nyata.
“Santripreneur merupakan wujud komitmen kami dalam memberdayakan umat, agar para santri tidak hanya kuat dalam aspek keagamaan, tetapi juga mandiri secara ekonomi dan siap berwirausaha,” ujar Sutimin.
Menurutnya, pesantren memiliki potensi besar dalam melahirkan generasi yang tangguh dan berkarakter. Santri juga dinilai memiliki modal moral yang kuat untuk menjadi pelaku usaha mikro yang jujur, amanah, dan berlandaskan nilai-nilai Islam.
“Melalui program ini, kami ingin membekali para santri dengan keterampilan praktis dan jiwa kewirausahaan. Setelah kembali ke masyarakat, mereka diharapkan mampu menciptakan peluang kerja, bukan hanya mencari pekerjaan,” tambahnya.
Pelatihan tahap pertama ini difokuskan pada bidang komputer dan teknologi digital, sebagai langkah awal menyiapkan santri menghadapi tantangan era digitalisasi. Ke depan, program ini akan dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan lain sesuai kebutuhan dan potensi daerah.
Sutimin juga menyampaikan apresiasi kepada Bupati Kotim Halikinnor yang telah memberikan dukungan penuh serta hadir membuka secara resmi kegiatan tersebut. Ia turut mengucapkan terima kasih kepada Kepala Disnakertrans dan jajaran UPTD BLK atas kerja sama dan fasilitas yang diberikan untuk mendukung suksesnya kegiatan ini.
“Sinergi antara BAZNAS dan UPTD BLK ini adalah implementasi semangat gotong royong dan kolaborasi lintas lembaga. Pemberdayaan ekonomi umat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus saling memperkuat agar hasilnya lebih berkelanjutan,” tegas Sutimin.
Kepada para peserta, Sutimin berpesan agar mengikuti pelatihan dengan semangat dan kesungguhan. “Menjadi santri masa kini bukan hanya pandai dalam ilmu agama, tetapi juga produktif, kreatif, dan adaptif menghadapi tantangan zaman. Jadilah santripreneur yang terampil, jujur, dan amanah, serta bermanfaat bagi diri sendiri, agama, dan masyarakat,” ujarnya.
Pelatihan Santripreneur ini dijadwalkan berlangsung sejak 7 Oktober hingga selesai. Program ini diharapkan menjadi awal yang baik untuk mencetak santri-santri tangguh yang siap menjadi penggerak ekonomi umat dan pilar pembangunan bangsa di Kabupaten Kotawaringin Timur. (dk)