Bapenda Kotim Perkuat Keamanan Digital Usai Serangan Hacker Judi Online
TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) memperketat sistem keamanan digital setelah kembali menjadi sasaran peretasan oleh jaringan judi online.
Serangan siber itu sempat melumpuhkan layanan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan dashboard pelayanan publik selama beberapa waktu.
Kepala Bapenda Kotim, Ramadansyah, mengungkapkan bahwa pihaknya kini fokus pada peningkatan perlindungan sistem data agar kejadian serupa tidak terulang. Menurutnya, serangan hacker telah dua kali terjadi sepanjang tahun 2025, masing-masing di awal tahun dan kembali pada Agustus hingga September.
“Kami hampir setiap tahun mendapat serangan. Kali ini sistem kami dimasuki judi online dengan tampilan berbeda-beda. Karena itu, penguatan keamanan jadi prioritas utama,” ujarnya, Minggu (26/10/2025).
Akibat peretasan tersebut, beberapa layanan digital sempat terganggu dan terpaksa dialihkan ke sistem manual. Bapenda pun melakukan koordinasi intensif dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Pusat Data Nasional (Pusdatin) guna memperbaiki sistem yang terdampak.
Ramadansyah menyebut, proses pemulihan memerlukan waktu yang cukup lama karena beberapa server harus dibangun ulang. Ia memastikan ke depan sistem BPHTB online akan kembali beroperasi dengan perlindungan berlapis.
“Pemulihan lumayan lama, terutama BPHTB yang butuh waktu berbulan-bulan. Kami bekerja sama dengan vendor dan tim IT agar sistem yang baru nanti lebih kuat dan tidak mudah ditembus,” katanya.
Langkah pengamanan juga melibatkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) yang kini memantau aktivitas sistem selama 24 jam penuh. Diskominfo bahkan telah mengirimkan beberapa surat peringatan resmi setelah mendeteksi adanya upaya masuk dari pihak luar.
“Kominfo aktif memberi peringatan setiap kali ada percobaan masuk. Jadi komunikasi antara tim IT dan Kominfo terus berjalan,” jelasnya.
Meski pelacakan terhadap pelaku sulit dilakukan karena sebagian besar serangan berasal dari luar negeri, Bapenda tetap berkomitmen memperkuat infrastruktur digital. Sekitar Rp100 juta dianggarkan untuk pemeliharaan website dan keamanan sistem pada 2025–2026.
“Yang bisa kami lakukan adalah memperkuat keamanan. Kami sudah anggarkan pemeliharaan seluruh website dan sistem keamanan agar pelayanan publik tetap aman,” ujar Ramadansyah.
Ia menambahkan, kasus serupa sempat terjadi pada 2023, kemudian aman sepanjang 2024. Namun pada 2025, peretas kembali melancarkan serangan dengan pola baru yang diduga telah dipelajari sebelumnya.
“Sepertinya mereka mempelajari dulu sistem keamanan kami sebelum menyerang. Karena itu, kami terus berbenah agar tak kecolongan lagi,” pungkasnya. (ri)