Banjir Rob dan Buaya Berkeliaran Bikin Warga Lampuyang Was-Was 

<p>Banjir rob yang melanda Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Rabu (15/10/2025). (BPBD Kotim)</p>
Banjir rob yang melanda Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Rabu (15/10/2025). (BPBD Kotim)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit  – Genangan banjir rob yang merendam Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, bukan hanya mengganggu aktivitas warga. Kini, muncul ancaman lain yang membuat masyarakat pesisir ini semakin waswas buaya muara diduga mulai berkeliaran di sekitar permukiman.

”Sering muncul buaya. Apalagi saat banjir. Buaya bahkan berkeliaran di parit. Buaya menyeberang dari sungai ke parit lewat jalan,” Didi Kurniawan, warga setempat, Rabu (15/10/2025).

Diakuinya kemunculan buaya cukup sering dengan berbagai ukuran. Namun yang terakhir tampak lebih besar dengan perkiraan sekitar 3 meteran. Diungkapkannya buaya kerap muncul karena di sekitar terdapat kandang ayam milik warga.

Sementara itu, air laut yang naik sejak awal pekan membuat sejumlah rumah warga dan sekolah terendam. Namun di balik genangan itu, ada bahaya yang lebih menakutkan. Kepala BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, mengingatkan bahwa muara Sungai Lampuyang merupakan habitat alami buaya muara.

“Warga sebenarnya sudah tahu kalau di sungai itu banyak buayanya. Saat air pasang dan banjir, buaya bisa keluar dari habitatnya,” ujar Muriansyah, Rabu (15/10/2025).

Menurutnya, kondisi air yang meluap membuat buaya bebas bergerak. Satwa yang biasanya hanya tampak di sungai kini bisa saja muncul di selokan, kolong rumah, bahkan dekat kandang ternak milik warga.

“Saat banjir begini, buaya bisa saja berpindah ke selokan samping rumah atau kolong rumah warga. Waspada terutama malam hari, karena buaya keluar mencari makan,” jelasnya.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Banyak warga memelihara ayam dan itik di pekarangan rumah, yang kini menjadi sasaran empuk bagi predator tersebut.

“Kandang-kandang ternak warga seperti ayam dan itik bisa jadi target buaya,” tambah Muriansyah.

BKSDA pun mengimbau warga agar tidak lengah dan selalu waspada saat beraktivitas di luar rumah, terutama ketika air masih menggenang.

“Kami imbau warga agar berhati-hati saat turun ke air, baik siang maupun malam. Kalau punya ternak, sebaiknya dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” pesannya.

Sementara itu, warga Desa Lampuyang mengaku kini hidup dengan rasa cemas setiap kali banjir datang. Selain harus berjibaku dengan air yang masuk ke rumah, mereka juga takut buaya tiba-tiba muncul dari bawah rumah panggung.

“Kalau malam kami takut keluar rumah. Air tinggi, gelap, dan katanya buaya suka keluar cari makan,” ucap warga setempat dengan nada waswas.

Kini, warga hanya berharap air segera surut agar mereka bisa beraktivitas normal kembali tanpa dihantui ketakutan akan serangan hewan buas. (ah)