Banjir Rob Ancam Warga Pesisir Kotim

<p>Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam. (Foto : Dok)</p>
Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam. (Foto : Dok)
Bagikan

TINTABORNEO.COM, Sampit – Warga di kawasan pesisir selatan dan bantaran sungai di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta meningkatkan kewaspadaan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mengingatkan adanya potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi pada 7 Oktober 2025, bertepatan dengan fenomena bulan purnama.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, mengatakan potensi banjir rob ini perlu diantisipasi sejak dini, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah pesisir seperti Desa Ujung Pandaran dan kawasan bantaran Sungai Mentaya.

“Kami imbau masyarakat di wilayah pesisir dan bantaran sungai untuk siaga. Berdasarkan informasi BMKG, puncak pasang air laut bisa terjadi pada tanggal 7 Oktober. Harapannya tidak bersamaan dengan hujan di darat,” ujar Multazam.

Peringatan ini dikeluarkan menindaklanjuti laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan adanya fenomena Fase Perigee, yaitu jarak terdekat bulan ke bumi yang bertepatan dengan bulan purnama. Kondisi ini dapat memicu pasang air laut lebih tinggi dari biasanya dan berdampak pada kawasan pesisir.

Kalimantan Tengah termasuk dalam 17 wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak banjir rob akibat fenomena tersebut. Multazam menegaskan, masyarakat perlu lebih waspada terutama terhadap dampak langsung seperti genangan air di permukiman nelayan, gangguan aktivitas pelabuhan, hingga terganggunya kegiatan perikanan.

“Kami minta masyarakat jangan panik, tapi tetap waspada. Kalau ada tanda-tanda air laut mulai naik lebih cepat atau tinggi dari biasanya, segera amankan barang-barang penting dan utamakan keselamatan,” pesannya.

Fenomena banjir rob bukan hal baru bagi warga pesisir Kotim. Pada Mei 2022 lalu, pantai Desa Ujung Pandaran sempat dilanda pasang besar yang menghancurkan enam rumah nelayan di Dusun Kalap. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian tersebut menjadi peringatan agar warga lebih siap menghadapi ancaman serupa.

Selain kawasan pesisir, banjir rob juga pernah memicu genangan cukup tinggi di bantaran Sungai Mentaya, terutama di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

“Wilayah-wilayah itu sudah pernah terdampak, jadi pengalaman itu bisa dijadikan pelajaran untuk lebih siaga,” kata Multazam.

BPBD Kotim mengimbau warga untuk terus memantau kondisi cuaca dan pasang air laut melalui informasi resmi dari BMKG serta berkoordinasi dengan aparat desa atau petugas setempat jika diperlukan langkah antisipasi lebih lanjut. (dk)